🐒Chapter 39🐒

3.6K 338 68
                                    

Happy Reading

______________________

"MINGGIR!"

"Mohon menyingkir, ada pasien gawat darurat."

Kumpulan orang-orang yang sedang memenuhi koridor rumah sakit seketika menyingkir begitu perawat laki-laki mendorong brankar berisi korban kecelakaan.

Langkah kaki mereka dipercepat begitu teriakan frustasi dari seorang lelaki tampan terdengar.

"Cepat masuk!" Teriak dokter yang berdiri di depan ruang IGD.

Perawat laki-laki yang membawa brankar itu segera masuk ruangan diikuti dokter dan 4 suster.

Alen yang melihat pintu IGD mau ditutup segera menahan. "Biarkan saya masuk."

"Maaf pak, tapi tidak bisa. Tolong jangan menghambat pekerjaan kami," suster itu langsung menutup pintu, memulai penanganan untuk pasien.

Alen mengacak rambut frustasi. Kondisinya kini tampak kacau dengan baju berhiaskan bercak darah, tangan besarnya bergetar begitu bayangan kejadian tadi terlintas dalam otaknya.

"Y-yesa bakal selamat kan? Ya! Yesa kuat, dia pasti selamat!"

Suara langkah kaki yang terburu-buru membuat fokus Alen teralih. Kedatangan enam pemuda dengan raut khawatir tercetak jelas pada wajah tampan mereka.

Lio yang pertama sampai langsung meninju Alen dengan bogeman keras.

BUGH!

"GAK BECUS LO!"

Alen tersungkur, dia diam tak membalas. Netranya menatap Lio kosong.

"LIO!" Thiaz segera menghentikan Lio yang ingin kembali menonjok Alen.

"LEPASIN GUE! BIAR GUE HAJAR DIA!"

"TENANGIN DIRI LO LIO!"

Tubuh Lio merosot, menyandar pada dinding rumah sakit. Kedua tangannya menutup wajah.

"Yesa terluka, dia terluka. Sasa, kesakitan. G-gimana, gimana kalau dia ninggalin gue?" Ucap Lio lirih. Ia takut, takut gadisnya meninggalkannya, Lio tak siap, tak akan pernah siap.

Xander tak memperdulikan kekacauan itu. Mata tajamnya menatap pintu IGD, berharap sang pujaan hati bisa diselamatkan.

"DOKTER DETAK JANTUNG PASIEN MELEMAH!"

"AMBIL DEFIBRILATOR!"

DEG!

Sementara itu didalam ruang IGD terjadi ketegangan akibat jantung pasien mulai melemah.

Dokter menyuruh sang suster mengambil Defibrilator, alat untuk mengembalikan detak jantung agar normal kembali.

"150 Joule!"

"Dokter tidak ada kemajuan."

"200 Joule!"

"300 Joule!"

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang