Happy Reading
____________________
Siang di hari Rabu ini begitu terik dan panas. Dengan kondisi cuaca begini, kantin LIHS tampak sangat ramai, para siswa siswi terlihat sedang mengantri di salah satu stan makanan. Itu terjadi karena bu Teti, si pemilik stan menjual satu menu baru yang katanya sangat enak.
Dengan tujuan yang sama Yesa ikut mengantri di stan bu Teti, sudah hampir 30 menit ia menunggu dan antrian masih panjang. Yesa berani bertaruh sampai bel masuk berbunyi pun antrian nya tidak akan selesai.
Tadinya Rey ikut mengantri tapi karena tidak kuat terus berdiri gadis itu pun meninggalkan Yesa, dan sekarang tengah duduk santai dengan kaki diatas meja, seperti preman.
"Ini kalau lima menit lagi antrian nya masih panjang, gue nyerah dah. Mending beli seblak disebelah." Gumam Yesa melirik stan sebelah yang menjual seblak.
Asik menonton bu Yeni yang sedang membuatkan seblak orang, Yesa dikejutkan dengan sebuah tangan yang merapihkan rambutnya disertai suara yang tepat berada di belakangnya.
"Sana duduk dulu, biar aku gantikan." Itu suara Theo, cowok tampan satu itu sebenarnya sudah berada dibelakang Yesa sejak tadi, Sudah hampir 40 menit gadis itu mengantri, Theo tak tega melihatnya berdiri terus.
"Hm? Theo? Sejak kapan lo disitu?"
"Sejak tadi, kamunya aja yang gak sadar. Udah sana duduk dulu biar aku beliin, capek kan berdiri terus?" Senyum manis Theo terbit.
"Gapapa emangnya?" Tanya Yesa ragu.
Masih dengan senyum manisnya Theo mengangguk, "it's okey, antriannya juga udah sedikit, sana."
Yesa tersenyum sampai kedua matanya membentuk bulan sabit, ia menatap Theo sejenak, menggigit bibirnya ragu.
Cup
"TANDA MAKASIH GUE ITU!" Dengan cepat Yesa berlari menjauh, wajahnya sudah seperti kepiting rebus, merah.
Sedangkan Theo malah mematung, tangannya perlahan terulur menyentuh pipi kanannya yang menjadi sasaran kecupan Yesa.
"Soft, I want to feel it again. just look at the naughty girl. "
[Translet: lembut, aku ingin merasakannya lagi. lihat saja gadis nakal.]
*****
"Sumpah ini enak banget!"
"Lo udah bilang gitu 10 kali ya njir! Bosen gue dengernya." Rey memutar bola mata malas.
"Ooooooo," Yesa hanya membalas singkat, lalu lanjut memakan seblak nya.
Tadinya mood Yesa sangat buruk karena ia tidak kebagian menu baru bu Teti, iya Theo dan Yesa kehabisan. Karena merasa bersalah, Theo akhirnya membelikan seblak untuk Yesa.
Dan ini sudah kesepuluh kalinya Yesa memuji seblak bu Yeni membuat kedua sahabatnya jengah sendiri.
"Biarinlah Rey, lagi menikmati surga dunia si Sasa sebelum pergi ke pangkuan Tuhan." Sahut Deera.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life Became Antagonist || END
Teen Fiction[kata kasar berseliweran, seperti umpatan. Ganti judul, judul awal 'Antagonis Harem' jadi 'My second Life Became Antagonist'] Aruna Meldeva Xevver cewek barbar, menyebalkan dan suka julidin orang. Namun sayang seribu sayang ia harus mati karena keja...