🐒Chapter 17🐒

12.4K 930 19
                                    

Happy Reading

_______________________

Runa menatap jengah kearah seorang pemuda yang dengan santainya duduk di tepi ranjang, wajahnya datar dengan alis yang terangkat satu.

"Lo kenapa bisa disini, Tuan muda Lukxian?"

Alen, pemuda itu hanya menaikkan bibirnya membentuk senyum kecil, ia mengendikkan bahu. Lalu turun dari ranjang dan duduk kembali di atas sofa.

"Cuman mau nemuin Nyonya Lukxian yang baru pulang." Jawabnya enteng.

"Sorry, gue bukan istri lo ya!"

Alen terkekeh, alis tebalnya naik satu. "Nanti. Gue pastiin lo akan jadi Nyonya Lukxian."

"Ya ya ya, mimpi aja sepuasnya." Ucap Runa acuh sambil berjalan kearah kamar mandi.

Alen lagi-lagi terkekeh melihat raut wajah masam yang dikeluarkan gadis cantik itu, sampai Runa masuk kamar mandi wajah Pemuda tampan itu seketika berubah. Tak ada senyum atau kekehan yang terpatri.

'Jaket Thiaz.'

Dua kalimat dalam hati yang terucap, membuat wajah pemuda itu semakin keruh.

"Lo cari masalah."

🌹_____✨️

Runa lagi-lagi menghela nafas capek, Sudah berkali-kali ia menghela nafas, menghadapi keributan yang disebabkan Alen dan kelima abangnya.

"Gak sopan, main masuk sembarangan ke kamar cewek itu bukan tindakan yang baik Tuan muda Lukxian." Ucap Malvin datar.

"Hm."

"Sebagai hukuman, Kamu tidak boleh bertemu dengan Sasa seminggu." Final Malvin, dia paling tidak suka jika adiknya diganggu.

"Ditolak. Saya tidak terima." Bantah Alen tegas.

"Heh, kutu cupang! Ini hukuman udah paling ringan ya!" Ujar Raven sambil berkacak pinggang.

Alen mengendikkan bahu acuh, "Not a Problem."

Deyron tersenyum miring, "Oke, kalu itu mau lo. Adek nanti abang batalin ya pertunangan kamu sama dia."

Runa melotot. Tunangan apa?! Kapan dia tunangan sama manusia tembok itu?!

"Tunangan apa sih bang? Kapan Sasa Tunangan?!" Tanya Runa panik. Ia senang sih alurnya hancur. Ya tapi dia gak mau kalau harus Tunangan sama male lead pertama. Ini mah namanya bunuh diri. Runa gak mau mati lagi.

"Tenang adek, ini baru rencana. Mam pernah bilang pengen jodohin kamu sama dia, tapi melihat tingkahnya yang bikin abang naik darah. Eum, abang rasa kita perlu batalin." Terang Hara, tangannya sibuk memainkan rambut Runa seperti anak kecil.

Kali ini Alen lah yang terkejut namun segera ia tutupi dengan wajah datarnya. "Gak setuju. Oke, gue pilih jauhin Sasa seminggu."

Revan terkekeh, ia bangkit dari sofa mengambil ponselnya yang terletak di meja. "Telat. Hello mam? Ini aku sama abang yang lain udah mikirin tentang perjodohan Sasa. Kami menolak mam. Alasannya, karena kami rasa Sasa punya hak untuk menentukan pasangannya sendiri. Dia sudah besar Mam."

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang