🐒Chapter 12🐒

15.9K 1K 8
                                    

Happy Reading

_______________________

Malam ini setelah makan malam, keluarga Giotama berkumpul untuk sekedar berbincang sejenak, Kini keluarga itu tampak seperti keluarga harmonis.

Runa tengah asik menonton kartun dengan cemilan kentang ditangannya, gadis itu tampak serius sekali, membuat Malvin terkekeh. Kebiasaan adiknya satu itu ternyata tak hilang.

Sedangkan Raven dan Revan sedang asik bermain PS, keduanya berteriak saat karakter dalam Game sekarat atau mati, karena teriakan keduanya itu kadang Riana akan mengomeli mereka.

Saat film yang ditonton selesai, Runa beranjak lalu duduk disebelah Erlando yang tengah memangku laptop.

"Pah, gabutt ngapain ya enaknya?"

"Nge-mall? Biasanya kalau gabut gini kamu shopping, atau gak jalan ke Cafe."

"Atuh pahhh udah malem, gimana sih?" Erlando terkekeh menyadari kebodohannya.

"Hehe, kalau gitu kamu mau ngapain emangnya dek?"

"Gak tau pah, aku mau aktivitas yang gak nguras tenaga dan gak banyak gerak."

"Tidur dekk kalau gitu, aktivitas yang gak banyak gerak dan bisa menghilangkan kegabutan." Usul Raven.

"Iya sih, tapi Aku gak ngantuk bang. Gimana dong?"

"Yaudah kalau gitu berarti DL."

Runa mendatarkan wajahnya, abang Yesa satu itu sungguh menyebalkan selalu membuatnya naik darah.

Hara melihat jam di ponselnya, pukul 21:00 malam. Ia lalu mengalihkan pandang menatap Runa yang mulai menyamankan diri di pelukan Erlando.

"Kalau ngantuk tidur dek, mau abang gendong gak? Sekalian abang juga mau ke kamar." Tawar Hara.

Runa mengangguk menerima tawaran abang ke duanya itu, padahal tadi ia tak merasa ngantuk tapi ntah kenapa tiba-tiba rasa kantuk itu datang.

Dengan mata yang setengah terpejam Runa melingkarkan tangannya dileher Hara, ia kembali menyamankan diri di gendongan abangnya itu.

"Yaudah, mah pah Hara sama Sasa kekamar dulu ya."

"Iya nak, kamu mending pake Lift aja biar gak capek." Saran Riana yang diangguki Hara.

Singkatnya Hara sudah sampai dikamar sang adik, ia dengan sedikit kesusahan membuka pintu kamar itu. Berjalan kearah kasur dan meletakkan hati-hati tubuh Runa, ia menatap wajah Runa yang nampak polos jika tengah tertidur.

"Lucunya adik abang, jangan cepet gede ya?" Ucap Hara sambil mengelus rambut Runa lembut, lalu menutup tubuh itu dengan selimut agar tetap hangat.

Cup

Hara mengecup dahi sang adik lalu tersenyum, "selamat malam adik abang." Lalu ia keluar dan tidak lupa menutup kembali pintunya.

Pukul 01:20 Runa tiba-tiba terbangun karena suara sistem yang terus mengoceh tak jelas.

"Kenapa sih Temm? Udah malem loh, gak ngantuk emangnya?"

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang