🐒Chapter 13🐒

15.7K 1K 11
                                    

Happy Reading

__________________________

Runa menatap datar jajaran motor beserta pemiliknya yang tengah bertengkar, Gak kemarin gak sekarang mereka hobi sekali berantem.

Runa bersedekap dada lalu tangannya sudah standby membawa sapu lidi, yang biasa Mang Asep pake buat membersihkan halaman mansion.

Sedangkan didepannya berdiri tujuh pemuda tampan dengan motor sport-nya masing-masing, Tengah adu mulut.

Karena terlalu lelah berdiri dan jam pun sudah menunjukkan pukul 07:10, Runa menghentikan pertengkaran itu dengan memukul tiang dengan keras menggunakan sapu lidinya.

"Diem diem! Ini udah jam tujuh lewat bentar lagi masuk, kalau lo pada tetap berantem mending gue berangkat pake taxi aja deh." Gerutu Runa dengan wajah tertekuk masam.

"Eh jangan Sa! Kalau naik mobil malah makin lama, mending sama salah satu dari kita." Ucap Lio.

Runa menghela nafas, "Emang siapa yang mau anter gue, gantenggg??"

"Gue aja Sa!"

"Gak ya gue yang bakal nganter Sasa."

"Bacot lo semua, sasa bakal berangkat bareng gue!"

"Gak bisa! Pokoknya Sasa harus berangkat bareng gue, kalau gak gue Rudal rumah lo pada satu-satu!"

"Idih ngancem! Gue balik bom rumah lo kalau gitu."

"Mending lo semua suit dah suit! Ribet banget, cuman perkara nganterin gue doang pada mau jadi teroris." Usul Runa yang sudah teramat jengah.

Ketujuh manusia tampan itu saling tatap, lalu mengangguk bersamaan dengan lirikan mata sinis.

"Batu.... gunting...... kertas!"

"YEY, GUE MENANG GUE MENANG! UHUU!" Teriak Macchio kala tangannya mengeluarkan batu sedangkan yang lain mengeluarkan gunting.

"Ayo Sa kita berangkat." Dengan senyum yang terpatri Chio memasangkan helm berwarna biru kekepala Runa.

"Nah udah, sekarang ayo naik. Jangan lupa pegangan ya? Mau ngebut soalnya." Runa hanya mengangguk patuh, ia memegang pundak chio.

"Jangan disitu dong Sa, berasa tukang ojek gue. Pegangan di perut gue aja."

'Yeu modus modus!'

"Eh gak ada ya gak ada, lo mah nyari kesempatan dalam kesempitan!" Ujar Jemmian tak terima.

"Biar, wleee. Yang kalah mending diem deh." Balasnya dengan nada remeh.

Tanpa aba-aba Chio segera menancap gas meninggalkan Kediaman Glenio, akibat ulahnya itu Runa dengan spontan memeluk Chio erat.

"LO KALAU MAU NGAJAK MATI JANGAN BAWA GUE DONG!" Teriak gadis itu kesal.

"HAH APA SA? GAK DENGER GUE."

"BUDEG!"

"GUDEG? LO MAU MAKAN GUDEG?"

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang