🐒Chapter 15🐒

14.3K 1K 14
                                    

Happy Reading

_______________________

Runa menatap penuh binar kearah tukang ice krim didepannya, Ntah kenapa hari ini begitu panas sehingga makan ice krim sangat cocok untuk meredakan panas dalam diri.

Ia berlari kecil ke Stand mamang es krim, Mengantri dengan patuh. Saat sudah gilirannya Runa langsung memesan satu es krim vanilla dengan toping buah.

"Ini nona Es krim nya, total semua jadi 15 ribu." Ucap pak penjual Es krim.

Runa mengambil dompetnya, lalu ia mengeluarkan satu lembar uang merah dan memberinya ke penjual Es krim.

"Nih pak."

"Gak ada uang kecil mbak? Saya gak ada kembaliannya."

Runa mengendikkan bahu acuh, "Yaudah kembaliannya buat bapak aja."

Si bapak terkejut, "ini beneran mbak? Kebanyakan ini mah."

Runa mengangguk, "Iya ambil aja pak rejeki, yaudah ya saya pulang dulu."

"Makasih mbak makasih, semoga jodohnya tampan dan mapan." Ucap si bapak sambil tersenyum lebar.

"Iya makasih juga." Lalu Runa melenggang pergi, ia menunggu di depan halte bus yang tepat disamping sekolahnya, menunggu dijemput.

"Harusnya gue bawa kendaraan sendiri ini, kalau udah gini kan dejavu pasti bentar lagi hujan, terus nanti kayak di novel, salah satu male lead nyanperin gue terus nawarin tumpangan. Aduh Run hidup lo drama banget." Gumam gadis itu pede sambil memakan Es krim nya.

Benar saja tak berselang lama datanglah Thiaz yang menepikan mobilnya didepan Halte bus.

"Kok belum pulang Sa? Udah mau hujan ini." Ucapnya sambil menghampiri gadis yang masih asik memakan ice krim nya.

Runa mendongak menatap langit yang masih cerah, ia lalu menatap Thiaz heran. Mau hujan darimana? Sudah jelas matahari masih bersinar terang diatas sana.

"Gak hujan kok, sotoy lo."

Thiaz tersenyum ia kemudian duduk disamping Runa, "bentar lagi. Percaya deh."

Runa mendelik sinis, Apa pemuda itu cenayang? Sok tau sekali kalau sebentar lagi akan hujan.

"Pakar cuaca ya bang? Pede kali."

"Haha, gak sih. Tapi itu salah satu cita-cita gue dulu, Tuh ice krim kayaknya enak banget."

"Hooh kalau mau beli aja sana diseberang."

"Gak pengen gue. Malam minggu besok lo Free gak?"

"Gak kayaknya, kenapa?"

Thiaz tersenyum lebar. Ini kesempatannya untuk semakin dekat dengan gadis itu, sejak awal perubahannya sudah membuat Thiaz penasaran, ditambah saat ini mungkin ia sudah jatuh cinta pada Gadis itu. Hah, untung saja dulu sebelum Yesa berubah ia tak memperlakukan gadis itu dengan buruk, jadi menurutnya ia akan semakin mudah dekat dengan Yesa.

"Mau ikut gue kesuatu tempat gak? Gue jamin tempatnya bakal bikin lo betah. Percaya kali ini sama gue." Ujar pemuda itu sambil menatap Runa memohon.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang