🐒Chapter 38🐒

3.3K 297 52
                                    

Happy Reading

_____________________

Ini adalah hari ke 3 sebelum ujian kenaikan kelas dimulai, juga hari ke 3 sebelum novel 'we Loves You Arana' mencapai ending. Semua berjalan semestinya, namun Yesa menyadari adanya keanehan dari Llen. Sistem menyebalkan satu itu akhir-akhir ini keliatan lebih banyak diam, jarang berkomunikasi dengannya.

Ada apa ya?

Di jumat siang ini Yesa mendudukan diri di bawah pohon rindang yang sama saat pertama kali ia bertemu Llen. Tubuhnya ia sandarkan pada pohon besar itu, mata indahnya mulai tertutup menikmati semilir angin yang menyapu wajah cantiknya.

Siang ini cuaca nampak cerah, matahari  yang kini berada tepat diatas kepala membuat cuaca semakin terik. Namun alih-alih menggerutu seperti biasa, Yesa malah termenung. Entah kenapa Yesa merasa ada yang akan terjadi beberapa waktu kedepan, seperti sesuatu yang buruk?

"Llen tampakin wujud lo dong, gue mau ngomong."

Seketika sosok anak kecil laki-laki muncul didepan Yesa, Llen yang kini menampakkan diri dengan sosok bocah laki-laki itu tampak terdiam tidak seperti biasanya.

Kemana perginya sifat menyebalkan sistem itu?

Llen terlalu kalem hari ini, membuat Yesa curiga. Llen tidak kerasukan setan disini kan? Namun dengan segera gadis itu menggeleng. Mana mungkin, Llen kan bukan manusia dia tidak akan bisa kerasukan.

'Ada apa Nona?'

Suara Llen membuat Yesa kaget, ia mengalihkan pandangan. Tangannya mengkode Llen untuk mendekat.

Llen pun mengikuti instruksi Yesa, saat sudah dekat dengan gadis itu Llen dibuat terkejut ketika Yesa menariknya kedalam pelukan.

'N-nona?'

"Hmm, gue tau ada yang lo sembunyiin dari gue kan?" Tubuh kecil Llen membeku, Llen memang bisa disentuh Yesa namun hanya gadis itu yang bisa. Dan kini Yesa memeluk Llen untuk pertama kalinya.

'N-nona lepas dulu. Nanti saya jelaskan,'

Yesa semakin mengeratkan pelukannya, wajahnya ia tumpukan pada bahu Llen. Jika ada yang melihat mungkin orang akan menganggap Yesa gila karena memeluk angin, namun Yesa tak peduli, lagipun tidak akan ada orang yang lewat tempat ini jarang didatangi siswa.

'Nona kenapa? Aduh nona lepaskan pelukan anda dong, dada saya sesak nih. Nanti kalau saya tidak bisa nafas bagaimana?'

Mendengar itu spontan Yesa memukul kepala Llen. "Bodoh, lo kan gak bisa mati."

'Iya juga ya.'

Yesa melepaskan pelukannya, ia badmood bisa-bisanya Llen menghancurkan suasana sendu yang berusaha ia bangun.

"Udahlah, Llen bilang sama gue apa yang terjadi. Kenapa lo keliatan murung gitu? Ada yang gak beres kan?"

Wajah Llen yang awalnya tersenyum seketika berubah sedih, namun segera raut sedih itu Llen sembunyikan.

'Sebelum saya kasih tau, ada syarat nya Nona. Gimana?'

"Ck, pelit lo. Tinggal bilang susah banget kayaknya," Yesa berdecih. "Yaudah iya, apa syaratnya?"

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang