🐒Chapter 4🐒

21.3K 1.4K 9
                                    

Happy Reading

___________________________

Bel pulang sekolah sudah bunyi dari beberapa menit yang lalu, semua murid pun sudah pada pulang terkecuali tokoh utama kita yaitu Aruna.

Gadis itu entah kenapa malah berdiri bak orang bodoh di depan gerbang sekolah dengan ponsel yang menampilkan layar hitam. Wajahnya terlihat jelas tengah kebingungan, ia tengah bingung pulangnya naik apa. Masalahnya adalah ponselnya habis daya, dan ia tidak ingat jalan pulang ke mansion Glenio.

"Kek orang bego gue berdiri kayak gini, minta nebeng siapa ya? Hmmm, oy sistem kira-kira enaknya gue minta bantuan siapa ya?"

[Tuan rumah anda bisa minta bantuan saya untuk men-teleportasikan anda ke kediaman glenio.]

"Bisa emang? Gratis gak?" Runa memastikan, gadis itu adalah pecinta semua hal yang berbau gratis, Seperti kalian.

[Tentu tidak tuan rumah, anda harus membayar dengan point Anda senilai 30 point.]

Runa mendesah kecewa, tapi ya daripada ia tidak pulang dan malah jadi gelandangan lebih baik ia menerima tawaran si sistem. "Mahal tem, ntar abis point gue gimana?"

[(—_—) tuan rumah itu sudah termasuk murah loh. Untuk point Anda akan diberi misi dan setiap misi yang sudah terselesaikan anda akan mendapat point, jadi tuan tenang saja anda tidak akan kehabisan point.]

"Terserah lah, yaudah cepat telep-"

"Heh cewek caper belom pulang lo?" ucapan Runa terpotong oleh seorang pria yang tiba-tiba menghampiri nya.

"Menurut situ? Kalau gue udah pulang gak mungkin gue masih disini bambang!"

"Santai dong, ternyata bener ya rumor itu. Lo berubah, kenapa? Tobat lo sekarang?" dengan senyum remeh cowok itu berucap.

"Ya ya ya, terserah lo mau bilang apa gue gak peduli,-" runa menjeda ucapannya, ia melihat kearah motor yang kemungkinan milik cowok didepannya. "-sibuk gak lo?"

"Hm? Gak kenapa?" cowok itu menaikan alis bingung.

Runa tersenyum sumringah ia secara spontan memajukan tubuhnya hingga kini wajahnya berhadapan langsung dengan wajah tampan pria itu.

Dengan senyum yang mengembang sampai membuat matanya membentuk bulan sabit, runa berkata "nebeng boleh gak?"

Ekspresinya ini membuat wajah pria tampan itu memerah seperti kepiting rebus. Hey, tolonglah ia ini masih pria normal yang akan salting jika diperlakukan seperti itu, apalagi gadis didepannya memiliki wajah bak seorang dewi.

"H-hm? Nebeng?" ia berusaha terlihat se normal mungkin walau kini jantungnya berdetak tak karuan.

"Iya! Boleh kan?"

"Boleh kok boleh." lalu tanpa kata pria itu pergi ke arah motornya meninggalkan Runa dengan ekspresi kebingungan.

"Mau apalagi? Sini." ucap cowok itu setengah teriak.

Karena gak mau ditinggal Runa dengan segera berlari kearah cowok itu dan secepat kilat duduk di jok belakang.

"Nih ambil." cowok itu menyodorkan jaket hitamnya,

"Buat?" sambil mengambil jaket itu runa bertanya, ini apa kejadiannya akan sama seperti di novel-novel yang pernah ia baca, dimana pemeran cowoknya memberi jaket untuk menutupi aurat si cewek yang nantinya pasti bertebaran.

"Buat apalagi kalau bukan buat nutupin paha mulus lo itu?" kekehnya.

Runa melihat pahanya yang terekspos sempurna dan segera menutup nya dengan jaket.

"Astaga auratkuu! tutup mata lo!"

" iyaa santai kali, udah siap?" Runa hanya mengangguk, dan motor pun melaju meninggalkan pekarangan sekolah.

Runa terdiam, ia berpikir siapa cowok ini? Runa familiar dengan wajahnya.

'Tem, lo tau gak siapa nih cowok?'

[Tuan rumah dia adalah Jemmian Heza Lerryon, antagonis pria.]

Mendengar ucapan si sistem runa secara spontan melotot. Niat ingin menjauh dari semua tokoh novel ia malah harus bertemu dengan si antagonis, Sialnya lagi ia malah minta bantuan ke salah satu cowok yang akan menyiksanya didalam novel! Double sial!

Tapi dia juga gak mungkin minta diturunin ditengah jalan begini, apalagi awan pun udah mendung dipastikan sebentar lagi akan hujan. Runa menggelengkan kepala mengingat ceroboh nya ia tak bertanya dulu sebelum minta bantuan.

Merasa gadis di belakangnya terus diam cowok itu pun melirik ke arah spion untuk memastikan. Melihat raut bengong si gadis spontan ia tersenyum kecil, merasa lucu dengan raut yang ditampilkan si 'ratu bullying' itu.

'Lucu, kenapa dia sangat berbeda belakangan ini? Tapi gue suka perubahannya, menarik.'

Ia mengalihkan pandang dengan bibir yang terus membentuk senyuman.

Saat sudah sampai di tujuan tanpa sepatah kata Runa langsung berlari kecil memasuki kediamannya.

Sebelum masuk sempurna ia berteriak mengucapkan terimakasih dengan kaki yang terus berlari menjauh.

"MAKASIH TUMPANGANNYA, LAIN KALI GUE TRAKTIK ES DOGER KALAU KETEMU. Tapi semoga kita gak bakal ketemu lagi deh."

Cowok itu, Jemmian Heza Lerryon tersenyum manis sampai menampilkan lesung Pipitnya yang sangat menawan, melihat tingkah Runa yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Gadis itu kenapa sangat lucu? Rasanya aku ingin menggigit pipi yang nampak halus itu."









































🐒TO BE CONTINUE🐒

🌹✨✨


🌹👇

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang