✨️Spesial New Year✨️

15.2K 817 8
                                    

Sebelumnya aku mau kasih tau, chap ini ku buat khusus ngerayain tahun baru, jadi gak ada sangkut pautnya sama keberlanjutan cerita, oke?

Happy Reading

_________________________

Runa berdecak malas melihat perdebatan didepannya, dimana Revan dan Lio tengah adu mulut. Memilih abai Runa berjalan kearah Theo yang baru saja datang.

"Perasaan lo gak diundang deh."

Theo menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, "hehe, kan biar rame Sa. Bolehkan?"

"Hah, yaudah deh yaudah. Masuk aja yang lain udah pada ngumpul tuh. Eum, Thiaz juga ikut?"

Theo mengendikkan bahu acuh, "Ntah, gue gak tau, mungkin dateng kali."

Runa mengangguk, ia menyuruh Theo untuk masuk ke halaman rumahnya.

Kalau kalian ingin tau acara apa yang tengah diselenggarakan Runa, maka jawabannya adalah bakar-bakar. Ini ide gadis itu yang mendadak.

Awalnya ia ingin acara ini dihadiri keluarganya saja, tapi bak Intel negara keenam male lead plus antagonis pria malah mengetahui niatnya, ntah darimana mereka tau.

Runa tak habis pikir, tapi ia membiarkannya saja, lumayan tambahan daging dan kembang api.

Tak berselang lama datanglah Thiaz yang membawa sekotak penuh kembang api dan petasan.

"Telat gak Sa?"

"Gak, tapi... lo ngapain bawa banyak petasan dan kembang api gitu?"

"Hehe, gue bingung mau bawa apa kesini, eh dijalan ketemu tukang jual petasan. Jadilah gue borong semua," Jelasnya disertai kekehan kecil.

Runa menggelengkan kepala, "Yaudah lo masuk aja terus taruh tu petasan di kolong meja."

Thiaz mengangguk patuh, "lo sendiri kok nunggu disini? Kenapa gak masuk?"

"Ini mau masuk." Mereka pun berjalan ke arah halaman belakang kediaman Glenio yang dijadikan tempat bakar-bakar.

Terlihat kerusuhan yang disebabkan Revan dan Lio.

"Dimana-mana saus ayam bakar itu kecap bang! Bukan wasabi!"

"Enakan pake wasabi!"

"Pake kecap lebih mantep!"

"Wasabi!"

"Kecap!"

"Wasabi!"

"Kecap!"

"Wasabi!"

Runa menatap jengah perdebatan itu, ia mengambil teplon yang tergeletak di meja. Berancang-ancang siap melempar.

"1... 2.... 3"

PUK!

PUK!

Headshot! Lemparan itu berhasil mengenai kepala Revan dan Lio. Sontak keduanya mengaduh kesakitan.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang