Happy Reading
⚠️
_____________________Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Yesa kini tengah berdiri di depan kelas, menunggu seseorang untuk menjemputnya.
Udara hari ini lumayan dingin, suhu bahkan mencapai 15° derajat celcius. Maka dari itu Yesa memakai sweeter agar tubuhnya tetap hangat. Tak hanya itu, sedari pagi pun cuaca di luar sana mendung. Matahari seperti enggan menampilkan diri, awan hitam di atas bertebaran. Mungkin sebentar lagi salju akan turun.
"Sasa?"
Sebuah suara menyadarkan Yesa dari lamunan nya. Gadis cantik itu menoleh ke samping, terlihatlah sosok tampan Xander yang sedang menatapnya lembut.
"Hey, kok melamun?" Xander bertanya, nada suaranya terdengar khawatir.
"Ah, nggak kok. Tadi cuman lagi mikirin, takut salju tiba-tiba turun." Jawab Yesa asal, tangannya memilin rok yang dikenakan.
"Aku, bukan gue. Ngerti?"
"Iya iyaaa, bawel."
"I don't care. Ayo," lelaki yang hari ini menggunakan jaket hitam itu meraih lengan Yesa, membawanya untuk di genggam.
Sepasang makhluk itu berjalan bersama, Melewati koridor sekolah yang mulai sepi.
Langkah keduanya terhenti tepat di parkiran, di depan sebuah mobil sport putih.
"Silahkan, Queen." Xander membukukan pintu penumpang.
"Thank you."
Setelah memastikan Yesa duduk dengan nyaman. Xander berjalan memutar, menuju bangku pengemudi.
Lelaki itu mulai melajukan kendaraannya. Hari semakin sore, mungkin tak lama lagi salju akan benar-benar turun.
"Xander ..."
"Yes?"
"G-- Aku mau beli itu, boleh?"
"Hm?" Xander mengalihkan sebentar perhatiannya pada sebuah toko yang ditunjuk Yesa, toko arum manis.
Xander menghentikan laju mobil tepat di depan toko.
"Tunggu sebentar, biar aku yang beli." Dengan cepat Lelaki tampan itu membuka pintu mobil, dan berlari memasuki toko.
Hanya berselang 4 menit, Xander kembali dengan satu arum manis di tangan kanannya.
"Nih, Dimakan." Xander menyodorkan arum manis itu, setelah dirinya masuk mobil.
"Makasih."
Mencicipi sedikit makanan manis itu, membuat mata Yesa berbinar senang. Dasarnya, gadis itu memang penyuka makanan manis.
"Enak?"
"Heum!"
Xander terkekeh. Yesa terlihat seperti anak kecil jika sudah dihadapkan dengan makanan, dan itu sangat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Life Became Antagonist || END
Teen Fiction[kata kasar berseliweran, seperti umpatan. Ganti judul, judul awal 'Antagonis Harem' jadi 'My second Life Became Antagonist'] Aruna Meldeva Xevver cewek barbar, menyebalkan dan suka julidin orang. Namun sayang seribu sayang ia harus mati karena keja...