🐒Chapter 31🐒

5K 415 13
                                    

Happy Reading

______________________

LIHS digemparkan oleh kabar salah satu siswi nya yang menghilang selama seminggu ini, tidak ada jejak, siswi itu bagai hilang ditelan bumi. Satu-satunya  petunjuk hanya rekaman cctv lorong sekolah, itupun tidak menunjukkan hal ganjal, tentu ini membuat polisi kebingungan dan mengalami kebuntuan.

Keluarga si siswi tentu saja mengharapkan anaknya kembali dengan selamat, apalagi diketahui siswi itu berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Anak bungsu dari Yunda Hermawan pengusaha tambang cukup berpengaruh di negara ini, fakta itu juga yang membuat polisi terus memutar otak agar dapat bukti dan segera menemukan si siswi.

Dan dipagi yang mendung ini terjadi kehebohan, para siswi terutama para lambe turah sekolah tengah bergosip tentang si siswi yang menghilang, padahal kejadiannya sudah seminggu lalu tapi kabar ini masih hangat untuk dibicarakan.

"Masa sih dia hilang? Gak yakin gue."

"Gue setuju, padahal minggu lalu masih dateng sekolah. Rautnya juga fine-fine aja, kayak gak ada beban malah."

"Ehhh lo pada emang gak tau berita terbaru?"

"Apaan?"

"Polisi katanya udah nemuin satu bukti cctv loh. Tapiiii cctv itu didapat dari cctv yang dipasang di club njir, dan lo pada tau? Katanya saat itu si Arana keliatan keluar club dengan pakaian kurang bahan. Curiga gak sih?"

"DEMI?!"

"Jangan keras-keras bego! Ntar pada denger,"

Yesa yang daritadi sudah bersandar di loker nya hanya bisa menggelengkan kepala. ketiga siswi itu bergosip dengan suara yang cukup keras, gimana orang gak denger coba?

Yang Yesa herankan adalah kenapa mereka terlihat bersemangat dengan hilangnya Arana? Gadis itu sudah hilang sejak seminggu yang lalu, Yesa tak peduli si protagonis wanita itu menghilang secara tiba-tiba. Malah ini menguntungkan nya bukan? Hanya satu yang disayangkan Yesa, kenapa si cewek letoy itu menghilang saat ia mau memberi balasan? Tidak adil! Padahal ia sudah merencanakan sesuatu yang akan membuat Arana menderita.

Jangan heran, Yesania tidak sebaik itu untuk membiarkan orang yang sudah mengusiknya. Tidak ada dalam kamus Yesa kata maaf bagi mereka yang mengusik ketenangannya. Tuhan memang maha pemaaf, tapi Yesa bukan Tuhan. Terserah kalian berpikir Yesa jahat atau apa, karena itulah watak dan sifat dari Yesania si antagonis.

Yesa mengendikkan bahu acuh, gadis cantik itu berbalik badan. Tangannya membuka sandi loker, terdapat beberapa cokelat dan hadiah kecil yang tersusun rapih didalam lokernya. Bingung? Tidak, sepertinya ia tau siapa dalang dari semua ini. Para bucin, siapa lagi kalau bukan mereka? Hanya mereka lah yang tau sandi loker Yesa.

Mengingat itu cukup membuat mood Yesa turun, ia mendengus pelan, sejak mereka confess padanya sikap mereka pun berubah total. Mereka semakin gencar mendekatinya, bahkan tak segan untuk menunjukkan rasa cemburu saat Yesa berdekatan dengan lelaki lain.

Dan tentu sikap mereka membuat Yesa kurang nyaman, apalagi dengan kompak tujuh bucin itu bertingkah posesif padanya.

Setelah mengambil beberapa cokelat, Yesa kembali menutup lokernya. Ia melihat pada ketiga gadis yang berdiri tak jauh darinya, masih asik bergosip.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang