Epilog

4.7K 303 12
                                    

Happy Reading

____________________

Setelah perawatan intensif selama hampir sebulan, Yesa akhirnya diperbolehkan pulang. Jangan tanya seberapa senang gadis itu, Yesa sudah sangat muak dengan rumah sakit selama sebulan ia dirawat.

Hari ini Deyron dan Malvin yang menjemputnya pulang. Kedua pemuda tampan itu terlihat sibuk mengurusi keperluan Yesa selama dirumah sakit.

Sedangkan si bungsu Glenio, tampak santai dengan tangan kanan memegang susu kotak varian strawberry. Ia duduk di pinggir brankar sambil memperhatikan kedua abangnya.

"Dek, ayo semua udah abang beresin." Ucap Deyron mengangkat satu tas lumyan besar ditangannya.

"Oke!" Yesa turun dari brankar dengan melompat, membuat Malvin dan Deyron terkejut setengah mati.

"ADEK!"

"Apasih bang? Kenapa?"

Malvin langsung menghampiri Yesa, memutar-mutar tubuh gadis itu. "Kamu baru aja sembuh sayang, kok main lompat aja? Nanti kalau jatuh gimana? Luka kamu, abang gak suka. Jangan kayak gitu lagi, oke?"

"Iya bang iya, lebay deh. Aku kan udah sehat, nih liat." Ujar Yesa sambil menunjukkan otot tangan kecilnya.

"Tetap aja.. lain kali jangan gitu lagi," Sahut Deyron menimpali.

Yesa hanya mengangguk saja, gadis itu buru-buru menarik kedua tangan Malvin dan Deyron agar segera keluar ruangan.

Begitu sampai di tempat mobil Malvin terparkir, Yesa langsung masuk ke kursi penumpang belakang. Meninggalkan kedua abangnya yang hanya bisa geleng-geleng kepala.

Membutuhkan waktu 30 menit untuk mereka sampai di mansion mewah keluarga Glenio.

Dengan kacamata hitam yang membingkai di kedua mata indahnya, Yesa mulai melangkahkan kaki memasuki kediaman keluarganya.

Begitu membuka pintu utama, ia dikejutkan oleh seruan penuh semangat yang menyambutnya.

"WELCOME HOME YESA!" sekiranya begitulah seruan yang Yesa dengar.

Disana terlihat keluarganya berkumpul dengan Riana yang membawa cake cokelat di kedua tangannya, dan Erlando yang memegang terompet. Tak kalah, Revan, Raven dan Hara ikut berpartisipasi dengan membawa confetti yang kini isinya sudah berhamburan kemana-mana.

Oh tunggu, kenapa ada seven Prince juga disini? Bukankah sebulan yang lalu, mereka terlibat konflik dengan keluarganya terutama dengan abang-abangnya? Apa mereka sudah baikan?

Apalagi jika dilihat, wajah tujuh pemuda itu nampak bahagia sekali seolah habis menang undian berhadiah milyaran rupiah.

Hmmm, ada apa ya?

"Sayangnya mam, sini sini. Liat Mam yang bikin sendiri loh cake nya, cobain deh." Riana menarik lengan Yesa membawa gadis itu menuju ruang keluarga.

Binar mata yang terlihat di kedua mata indah Yesa membuat mereka semua terkekeh gemas. Rasanya, mereka seperti tengah melihat anak kecil.

Riana menyuapi Yesa dengan telaten, wanita itu sangat senang anak bungsunya sudah kembali sembuh dan kembali ceria.

"Lucu banget adek abang," gemas Hara melihat Yesa makan hingga kedua pipinya menggembung.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang