🐒Chapter 23🐒

6.2K 491 8
                                    

Happy Reading

___________________

"Kamu kenapa by?"

"Kamu habis nangis ya?"

"Bilang sama aku siapa yang buat kamu nangis, hm?"

"Sayangg, kamu nangis kenapa?"

"Butuh pelukan?"

"Kamu butuh sandaran?"

"Mau cerita gak honey?"

Rentetan pertanyaan itu yang menyambut pagi Yesa, gadis itu bingung mengapa ke tujuh cowok stres ini bisa masuk rumahnya, Apa orang tuanya mengizinkan?

Ia memijit keningnya, pusing mendengar celotehan tujuh cowok didepannya, padahal dia baru saja bangun setelah semalaman begadang. Niatnya ingin ke bawah untuk mengambil buah-buahan harus sirna karena tujuh cowok itu.

Kini Yesa tengah duduk di sofa dengan dikelilingi tokoh pria. Gadis itu mendelik sinis saat tangan Alen menyentuh pipinya, tak sampai disana cowok itu pun mengelus lembut pipi Yesa.

Ia segera menepis tangan Alen yang mulai merambat turun ke lehernya, Yesa hanya takut, bagaimana kalau ia di cekik? Yesa belum mau mati, ia masih ingin hidup untuk menghabiskan harta Glenio.

"By, kenapa ditepis?"

"Bi bi bi, lo pikir gue babi?!"

"Bukan gitu sayangg, by itu panggilan khusus buat kamu."

"Emang situ siapanya saya ya? Pacar? Bukan kan?" Menjauh dari Alen ia malah masuk ke pelukan Jemmian, "Weh, apenih? Kok keras?"

Mendengar ucapan itu Jemmian hanya terkekeh kecil, tangannya menarik tubuh Yesa agar semakin masuk kedalam pelukan hangatnya.

"Enak gak pelukan ku?"

Entah karena nyawanya masih belum terkumpul atau tidak, Tanpa sadar Yesa mengangguk, membuat pemuda yang memeluknya tersenyum kemenangan.

Terlihat dari wajah ke enam pemuda lainnya sih, mereka tampak menahan marah. Terlebih Alen dan Xander, kedua pemuda itu menatap Jemmian seperti ingin mengulitinya hidup-hidup.

Sedangkan Yesa yang kini dalam pelukan Jemmian hanya mampu terdiam, ia tak bisa bergerak karena pemuda itu memeluknya erat sekali. Sampai-sampai ia bisa mendengar detak jantung Jemmian yang menggila.

'Nih orang gak ada penyakit jantung kan? Tapi kok detak jantungnya cepet banget?'

[Aduh nona tidak peka sekali. Saya kasihan jadinya sama ketujuh cowok itu.]

'Sistem?! Tem lu dah balik? Anjir, kenapa kagak bilang?'

[Hehe, Nona kangen ya? Memang sih, Saya ini orangnya ngangenin.]

'Punya sistem narsis amat ya. Jadi lo bisa apa aja setelah Upgrade?'

[Saya bisa merubah wujud saya menjadi apapun, tapi saya hanya bisa dilihat nona saja. Selain itu saya juga bisa mendapat informasi tentang orang-orang disini dengan hanya perintah Nona.]

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang