🐒Chapter 20🐒

8.8K 573 2
                                    

Happy Reading

_____________________

Ditaman belakang sekolah yang sepi namun tenang, berdiri seorang siswi dengan rambut di kuncir kuda tengah menyandar di salah satu kursi taman.

Matanya menatap sekitar, mencari keberadaan seseorang yang dicarinya. Lalu tak lama datanglah seorang siswa dengan tampilan urakan menghampiri gadis itu.

"Kenapa?"

Menegakkan tubuh yang semula bersandar, gadis tersebut menyunggingkan senyum. "Lo harusnya tau maksud gue."

"Jangan buang waktu, sampai kapan pun gue gak akan mau."

Si gadis berdecih sinis, bersedekap dada menatap lawan bicaranya.

"Astaga, apa selama beberapa bulan ini gak berarti buat lo? Seriously?! Gue udah ngelakuin segala cara loh." Ucap si gadis tak percaya, ia berdiri memegang tangan pemuda didepannya.

"Udah gue bilang, jangan berharap lebih sama gue. Lo nya aja yang bebal." Ujar si lelaki memutar mata malas.

Berkali-kali ia sudah mengatakan penolakan pada Gadis didepannya, tapi seolah tak kapok dia malah semakin gencar mengganggunya.

"Huft... terus gue harus apa supaya lo nerima?" Gadis tersebut menunduk, rasanya semua perjuangannya selama ini sia-sia saja.

Tak menjawab, ia memilih menepuk pundak si gadis. Cukup kasihan melihat perjuangannya dalam hal mencintai yang sangat gigih.

"Mundur, gue gak bisa apa-apa."

"T-tapi, gue gak bisa."

Kesal karena melihat kegigihan gadis didepannya walau sudah ditolak Berkali-kali, ia menoyor kepalanya pelan.

"Terserah lo aja deh!" Dengan langkah lebar ia memutuskan pergi dari sana, meninggalkan si gadis yang termenung.

"Gak boleh, gak boleh gagal lagi. Sekarang harus berhasil." Gumamnya tak pantang menyerah.

Ia berdiri berniat menyusul lelaki yang sudah cukup jauh dari tempatnya.

"TUNGGUIN GUE!" Abai dengan teriakan kencang itu, kakinya tetap berjalan menjauh.

"AKHHH, Jemmiannnnnn!!!"

*****

"Serius banget sih cantik, lagi apa hm?" Ucap Lio diiringi kekehan kecilnya.

"Kepo."

"Bukan kepo, cuman penasaran."

Yesa mendelik, kepo sama penasaran kan sama saja! Huh, Lio ini memang suka melawak sepertinya.

Tak mengindahkan Eksistensi pemuda dengan rambut di ikat itu, Yesa memilih lanjut bermain ponsel.

Lio mendengus malas, cukup kesal karena diabaikan. Selama 17 tahun hidup ia belum pernah diabaikan oleh perempuan seperti ini, Yesa lah satu-satunya yang mengabaikannya. Tapi tak masalah, dengan begitu ia malah semakin tertarik dengan gadis dengan senyum manis itu.

My Second Life Became Antagonist || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang