Bab 38

7 2 0
                                    

"Cinta?, apa itu cinta,"kata gadis itu yang belum mengenal arti cinta sebenar nya.

"Gue kagak mengenal itu cinta-cinta,"ucap gadis itu yang masih menyepelekan arti cinta.

"Dan juga ngapain gue brosing google buat mencari arti cinta sesungguh nya,"lanjut gadis itu, yang merebahkan tubuh ke kasur, lalu melihat ke arah langit-langit.

"Sejauh ini cinta adalah hal yang bikin aku penasaran, namun tanpa aku sadari bahwa aku pernah mengalami nya, percaya apa tidak bahwa aku pernah mencintai orang, ya walaupun cuman cinta monyet,"sambung gadis itu dengan konyol nya, tapi itu nyata.

"Tapi kan sama-sama cinta juga kan, ya walaupun ada monyet nya,"gumam gadis itu dengan ketidak jelasan.

🐒= aku salah apa nya, kok di sebut-sebut muluk, ngefens lo ama gue?.

Gadis itu = kagak lah, yakali gue ngefens ama lo nyet.

🐒= nah kan nyebut lagi.

Gadis itu= 🫠

Balik ke topik ya:

Tidak selang lama ada seorang wanita paru baya, yang sedang berada di depan kamar nya gadis itu, dengan muka syok karena kamar sang anak kaya kapal pecah.

"CLARA RECHELLIA!" Teriak yang wanita paru baya itu, yang menggema di kamar nya gadis itu.

Gadis itu yang bernama clara rechellia langsung menoleh ke arah depan pintu kamar nya, sembari menutup telinga nya.

"Mami, capek sama kelakuan kamu itu clara, kelakuan kamu itu seperti monyet yang lepas kandang, masa kamar kamu itu kaya  gini, ini kamar apa bukan sih,"omel mami clara yang prustasi pada anak nya.

"Yaelah mi, mami ganggu clara yang lagi galau nih,"kata clara dengan kesal, karena  sang mami yang cantik ini menganggu nya untuk mengalau.

"Apa kata kamu galau?, heleh kaya punya pacar saja kau,"ujar mami clara yang kelewat jujur.

"Mami pikir clara tidak laku apa,"protes clara kepada sang mami.

"Iya, soal nya nih ye, lo kagak kenalin pacar kamu ke mami, lagi pula lo juga sering cerita ke mami kalau lo kagak ada yang deketin,"ceplos yang mami clara.

"Masa anak mami kagak ada yang suka, beh beda  sama mami yang dulu selalu di kejar-kejar sama cowok,"ungkap mami yang mendekat ke arah clara.

"Masa kamu kagak ada yang deketin, atau jangan-jangan anak mami ketuker lagi,"panik yang mami karena takut anak nya ketuker.

"Hish, mami ini, jangan gitu napa,"cemberut clara kepada sang mami.

"Mi, mami tau gak sih?" Tanya clara kepada sang mami.

"Ya, kagak lah, kan elo kagak bilang,"tutur mami dengan jujur nya.

"Sebentar ini mau ngasih tau, kan kemaren clara ke taman nih, sambil makan es krim, saat clara makan es krim, tiba-tiba ada cowok yang mirip sama orang yang clara sukain lewat di depan clara pas, clara pun menoleh lah ke arah cowok yang barusan lewat di depan clara, clara terkejut lah, sebab cowok yang barusan lewat di depan clara, kok kaya orang yang gue sukai , ya walaupun clara melihat nya dari belakang punggung si cowok, tapi si cowok tadi dilihat  dari  belakang punggung nya  kaya orang yang clara sukai,"curhat clara dengan panjang lebar, sedangkan si mami juga mendengarkan dengan serius.

"Clara mikir kalau cowok itu tu, cowok yang clara suka, namun kemudian dia malah menoleh ke arah clara mih, terus clara melihat muka nya, dan ternyata itu bukan diaa, itu orang lain yang tubuh nya hampir mirip sama diaa,"sambung clara dengan ending yang sangat mengecewakan, mami clara yang mendengar itu sontak teringat sama satu lagu.

"~ selalu aku lihat belakang punggung mu, di saat kau lihat dia melihat punggung cewek lain~" nyanyii mami dengan merdu, namun di sertai oleh nada mengejek.

"Hahahahaha,"

Di sisi lain, terdapat candra yang berada di rumah agatha, dan untung saja tadi yang buka pintu nya adalah agatha, kalau tidak pasti di rumah agatha terjadi perang ke 3.

Kalau boleh jujur pas tadi agatha bukain pintu rumah , agatha terkejut banget karena ada candra yang datang tanpa mengabari nya dahulu.

"Kenapa lo disini,"bisik agatha kepada candra, yang masih beranda di depan pintu rumah.

"Ya mau main lah,"balas candra dengan santai nya.

"Gila lo,"umpat agatha dengan relpek.

"Enggak usah ngumpat kali,"ujar candra dengan santai.

"Gimana tidak mengumpat, sedangkan elo aja datang secara tiba-tiba,"kata agatha yang seperti orang pacaran.

"Emang nya kenapa, masalah elo?" Tanya candra dengan santai nya.

"Iya, soal nya kalau ada elo, yang pasti bakalan terjadi perang ke 3,"ketus agatha yang sedikit risih ama candra, apakah ini efek dari cinta untuk bara.

Namun tiba-tiba ada suara yang agatha kenali dari arah ruang tamu.

"Ada tamu nya?" Tanya bara dengan nada biasa saja.

Mau gak mau agatha pun membuka pintu dengan sedikit lebar, bara pun melihat ada bocah tengil itu yang datang kemari, kemudian bara pun mulai badmood.

"Kenapa ada tu bocah ta?" Tanya bara dengan nada yang dingin.

"Maksud nya abang apa ya, kok tu bocah?" Tanya candra yang sedang kebingungan.

"Bukan apa-apa kok can,"balas agatha kepada candra.

"Di kemari karena mau ngerjain tugas,"balas agatha kepada bara.

"Cuman tugas doang, mending gue yang ajarin agatha saja, mending lo pulang saja, siapa sih nama lo gue kagak tau, yang penting lo pulang sana,"ketus bara dengan nada mengusir.

"Bara kagak boleh kaya gitu, candra kesini buat ngerjain tugas kelompok,"penjelasan agatha yang semakin membuat bara cemburu kepada candra.

"Ayo can, masok,"mempersilahkan candra untuk masuk.

Di ruang tamu terasa tenang ,damai dan hening, karena mereka bertiga pada diam-diaman.

Karena bara muak sama suasana ini, bara pun mulai memecahkan suasana ini.

"Kata nya kerja kelompok, tapi kok malah diam-diaman saja,"sindir bara kepada candra.

Agatha pun menyengol tangan bara, lalu mulai berbisik.

"Bar, kagak boleh begitu, lagi pula sebenarnya gue pengen ngomong panjang menengenai tugas,"penjelasan untuk bara.

"Tapi gue ingat kata elo yang itu, kagak boleh banyak bicara sama candra, maka nya dari tadi gue cuman diam saja,"bisik agatha kepada bara, bara yang mendengar itu hanya bisa mengeleng-geleng kepala.

Kok bisa nya ada orang yang sepolos ini, batin bara yang gemes sama agatha.

"Ta, lo yang bagian yang ini saja ya,"perintah candra yang sedang memahami pelajaran yang satu nya.

"Yang ini biar gue saja,"lanjut candra yang membagi tugas.

tersenyum lah ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang