Bab 28

8 2 0
                                    

Bara yang mendengar itu langsung tersenyum tipis,saking tipis nya sampai mereka semua tidak melihat senyum bara.

Di sisi lain, ada seorang gadis yang sedang meneteskan air mata, karena melihat ada  salah satu dari teman kelas nya  yang bisa akrab sama kakak laki-laki nya.

Agatha yang melihat itu hanya bisa iri kepada teman kelas nya itu, ia berharap ia bisa seperti itu, namun semua nya hanyalah  angan-angan saja, leo tidak mungkin seperti itu.

Clara dan lilly yang berada di samping nya agatha , hanya bisa mengeluskan tangan nya, sembari mengucap kata 'sabar'.

"Yang sabar ta," kata lilly.

"Kapan nya, gue bisa kaya gitu?" Tanya agatha sembari meneteskan air mata nya.

"Gue iri sama orang yang di sayang oleh abang nya, apakah gue kagak berhak seperti itu, apakah sikap ku terlalu buruk sampai abang gue benci sama gue,"curhat agatha dengan menahan rasa sakit di hati nya.

"Kapan nya gue bisa membangga kan kedua orang tua gue,"lanjut agatha kepada kedua sahabat nya.

"Kenapa sih gue terlahir sebagai anak yang banyak kekurangan," lirih agatha dengan penuh luka.

"Kenapa lo bawa beban hidup ke sekolah ," ujar clara dengan nada santai.

Lilly yang mendengar itu langsung memukul tangan clara dengan agak keras.

"Jangan di dengarin omongan dari clara kamvet itu," kata lilly yang agak menujuk bagi clara.

Tu lilly kalau ngomong langsung menujuk ke hati ya, batin clara dengan sedikit dramatis.

"Muka lo biasa saja,"lanjut lilly yang tidak sengaja melihat clara, yang sangat dramatis.

"Udah ta, mending lo ganti abang saja,"kata clara , yang udah enek sama leo.

"Clara lo jangan benci sama leo, leo kagak salah yang salah itu gue,"penjelasan agatha kepada clara, agar clara tidak salah paham kepada leo, mau gimana pun ia tetep salah karena ia tidak bisa diatur sama tidak pintar dalam apa pun.

"Tapi dulu pernah ada niatan buat ganti abang sih, hehehehe," lanjut agatha dengan jujur.

Lilly dan clara yang mendengar itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Bagus ta, lanjutkan bakat mu nak,"  kata clara yang sesat.

Lilly yang mendengar itu langsung menabok tangan clara, disertai dengan menatap tajam clara.

Kemudian clara pun menatap lilly dengan tatapan nyegir,"hehehe, emang nya orang kaya leo itu harus di kasih pelajaran," kata clara tanpa rasa bersalah.

"Dasar clara, emang tidak mempunyai akhlak,"ketus lilly kepada clara.

"Agatha jangan kamu dengarin clara yang sesat, mending kamu perbaiki diri, pasti abang kamu bakalan bangga punya adik kaya kamu itu,"lanjut lilly dengan bijaksana.

"Lilly, kamu tau gak ,kalau aku itu kagum sama kamu, " kata agatha dengam polos nya.

"Hah?"

"Maksud nya kagum sama sikap kamu, yang sangat bijaksana ini, baik dan juga pintar," kata-kata agatha yang sangat tulus.

"Iye lah siapa dulu kalik lillly gitu loh,"ucap lilly dengan sombong nya.

"Menyesal gue telah mempuji dia,"kata agatha dengan rasa ifeel kepada lillly.

"Gue sangat beruntung memiliki sahabat seperti kalian berdua, di saat orang-orang pada menjauhi ku karena aku bau, tidak pintar, dan lola, kalian berdua malah menerima aku sebagai sahabat kalian,"curhat agatha yang tidak bisa menahan bendungan air mata.

Lilly dan clara yang mendengar itu,tidak bisa dipungkir kalau mereka berdua sangat lah terharu.

"Aaaaa, jangan bilang kaya gitu, nanti clara jadi sedih,"terharu clara,yang ikut meneteskan air mata.

"Kita bakalan jadi sahabat selama nya ya,"kata clara dengan rasa hangat.

"Janji ya,"lanjut clara dengan mengulurkan  tangan kelingking nya.

Lalu mereka berdua pun langsung menyatukan kelingking nya kepada clara.

"Janji,"kata lilly/agatha secara bersamaaan.

'Mereka berharap kalau persahabatan mereka bakalan abadi'

Namun kita tidak tau pasti ,apakah itu bakalan abadi hingga nanti,atau bubar, namun tetapi mereka akan berusaha mempertahankan persahabatan ini sampai nanti.

Taman belakang sekolah adalah saksi bisu persahabatan mereka, saksi dimana suka duka yang telah mereka bertiga hadapi di masa kini atau yang akan datang.

Di sisi lain, terdapat seorang gadis yang sedang menyayat tangan nya dengan mengunakan silet, begitu banyak luka yang ada di tangan gadis itu.

Yang dulu nya mulus sekarang malah banyak luka yang ada di tangan nya tersebut.

"Sakit di balas maaf itu tidak adil, mereka harus merasakan apa yang kita, rasa kan agar tau  rasa nya jadi kita," lirih gadis itu, sembari menatap tangan nya yang penuh dengan darah.

"Hampa, ya itu  yang aku rasakan sekarang, apa itu bahagia, aku tidak merasakan bahagia, yang ku rasakan hanya lah rasa sakit dari orang-orang yang jahat,"rintih gadis, dengan tatapan kosong.

"Mereka memaksa ku untuk tersenyum, sedangkan mereka memberikan luka untuk ku, apakah aku harus tersenyum dengan keadaan terluka, tersenyum dalam keadaan terluka adalah hal yang paling menyakitkan, kalau boleh jujur aku sangat capek sama semua orang," desis gadis itu dengan keadaan yang bisa di bilang sangat menyedihkan.

"Orang-orang meremeh kan aku seakan-akan aku adalah orang yang paling menjijikan didunia ini, namun mereka tidak akan bisa merasakan apa yang kita rasakan,"lanjut gadis itu.

Kemudian gadis itu meminum obat tidur dengan doses tinggi, tak lama gadis itu terjatuh di lantai.

Di sisi lain, terdapat seorang cowok yang sedang memandangi langit-langit dari arah  balkon kamar nya.

Namun ia malah teringat akan tatapan nya dari seorang gadis, gadis yang menurut nya manis dan cantik, ia selalu mengingat mata gadis itu yang berwarna coklat, disertai oleh bulu mata yang letik.

"Cantik,"lirih itu yang tidak sadar.

"Siapa yang cantik bar?" Tanya bunda bara yang berada di balkon nya bara.

"Bukan siapa-siapa bun,"elak bara kepada bunda.

"Bar, elo tau kan bunda itu udah jauh lebih tua dari pada kamu, jadi bunda udah perpengalaman tentang itu,"ucap bunda bara yang gaul itu.

"Nah itu bunda sadar kalau bunda tua,"kata bara dengan bercanda.

"Ye, kamu itu,"ketus bunda bara kepada bara.

"Sekarang bunda tanya ke kamu, kamu lagi puja siapa?" Tanya bunda kepada bara, karena rasa kepo bunda bara sudah meraja lela.

"Hmm, siapa ya?" Tanya bara sembari berpura-pura mikir.

"Yang serius bar,"balas bunda bara dengan kepoan yang udah sangat tinggi.

"Hehehe, anu itu bun, bara malu mau bilang nya,"kata bara yang udah jujur.

"Kaya siapa saja deh bar, cepet kasih tau bunda siapa orang yang kamu bilang cantik,"maksa bunda bara kepada bara.

tersenyum lah ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang