Bab 49

9 2 0
                                    

Dan ternyata ada, ya walaupun cuman 5 doang, tetapi lilly bersyukur masih ada yang membaca cerita nya yang membosenin ini.

"Alhamdulilah ya allah, ada membaca nya ya walaupun cuman lima, tetapi gak papa, ini masih awal," kata lilly yang sedang menatap cerita yang telah ia buat.

"Berarti kamu harus berjuang lebih keras lagi li," lanjut lilly yang menyemangati diri sendiri.

"Dan tidak lupa untuk mempromosiin ini dengan lebih keras lagi," sambung lilly yang sedang semangatt.

Kemudian lilly pun keluar dari aplikasi wattpad nya, lalu  beralih ke ig, bertepatan dengan jaemin yang sedang live di ig.

Lilly pun melihat jaemin live, dengan anteng, lilly memandang jaemin dengan tatapan senang, karena ada penyemangat hidup nya yang sedang live.

Setelah selesai menonton jaemin live, hidup nya kembali kosong, hampa dan sunyi, sebab orang tua nya sedang berada di luar, abang nya lagi nonton anime di kamar, diri nya sedang di dapur sendirian.

" ngapain lagi ya, gabut banget nih gue ?" Tanya lilly kepada diri nya sendiri.

Karena lilly kagak tau mau ngapain lagi, akhir nya lilly menelepon agatha dan clara, dan untung saja mereka mau mengangkatnya.

"~ hallo~"  sapa agatha/ clara dengan bersamaan.

"Hallo juga ta, ra," balas lilly yang masih berada di meja makan.

"Kenapa li? " tanya clara yang sedang memakai masker.

"Kagak kenapa- napa, cuman gabut aja," balasan lilly dengan apa adanya.

"Ooo," kata agatha yang sedang duduk di ruang tengah.

"Di rumah gue sepi, niat nya mau dance, tapi kagak jadi karena lilly telpon," ungkap agatha dengan jujur.

"Sory ta, kalau mau mematikan telpon nya gakpapa," kata lilly yang merasa bersalah.

"Enggak papa, lagian sekarang gue juga kagak mood," ujar agatha yang sedang mengabut.

"Hush, enak nya ngapain nya?" Tanya agatha kepada sahabat nya.

"Tidur aja, ribet amat," balas clara yang sedikit ketus.

"Ketus amat lo," cetus lilly yang tidak mau kalah.

"Sekali lagi kalian berantem, ke tampol kalian," ancaman agatha yang main-main.

"Iye-iye maap," ucap lilly/ clara dengan bersamaaan.

"Ehem," dehem agatha dengan lesu

"Kalian  tau gak?" Kata clara  dengan kesenangan.

"Kagak," ucap barengan lilly dan agatha.

"Gue di beri boneka sama rehan," tutur clara yang lagi senang, sedangkan lilly dan agatha yang mendengar itu ikut bahagia.

"Wih, keren, coba aja bara kaya gitu," lontar agatha dengan memakan kripik.

"Ehem, gue siapa ya, yang ngasih, nasib jomblo," kata lilly yang natap nasib nya yang sedang jomblo.

"Sekarang gantian li, elo yang jomblo sedangkan aku sama agatha punya pacar. dulu elo saja yang punya pacar sedangkan aku sama agatha jomblo," ujar clara dengan santai nya.

"Iye-iye," balas lilly dengan malas, kemudian lilly bangkit dari tempat duduk nya, lalu berjalan menuju ke kamarnya.

Di sisi lain, ada clara yang berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan masker nya.

Sedangkan di sisi lain, terdapat Agatha dan lilly mendengar suara air yang mengalir, hanya terdiam saja, setelah tidak mendengar suara air lagi lilly pun bertanya.

"Elo lagi ngapain clar?" Tanya lilly yang sedang penasaran, dengan apa yang clara lakukan.

"Basuh muka," balas clara dengan apa ada nya.

"Ooo," ucap agatha/ lilly dengan yang penting jawab.

"Udah ya, aku mau mematikan telpon dulu, soal nya mau tidur," pamit clara yang udah berada di atas kasur,setelah itu clara pun mematikan telpon.

"Gue juga mau tidur dulu," kata agatha kemudian mematikan telpon.

Setelah telpon lilly merasa hampa di kehidupan nya, kemudian lilly memutuskan buat tidur saja.

Keesokan hari nya, ada ke tiga gadis yang sedang nongkrong di cafe, dengan berbicarakan hal random.

"Huaaa, sedih banget, perasaan aku kagak ngapain eh malah di hujat," ngeluh agatha yang banyak membencinya.

"Pengen nangis seriusan, takut sama nilai gue,"ngeluh agatha dengan mau nangis, yang masih memikirkan nilai ujian ya.

"Lagi pula elo juga udah mempelajari mapel dengan serius, masa kamu remed lagi," tutur clara dengan enteng nya.

"Yang sabar ta, yang semangat kamu pasti bisa," ucap lilly dengan mengelus -elus tangan nya agatha.

"Mana kepala ku sakit banget lagi," ngeluh agatha lagi, dengan memengang kepala nya.

"Gws," ucap clara yang sedikit sedih, entah kenapa tiba-tiba dia pengen nangis aja.

"Kenapa elo nangis clar?" Tanya agatha yang menatap ke arah clara dengan tatapan kasihan.

"Endak tau, biasa nya aku tiba-tiba nangis aja kaya gini, mungkin karena kecapean kali," balas clara yang apa adanya.

"Biasa kalau capek, selalu gini," lanjut clara dengan jujur, kemudian clara membuka hp melihat kearah jam di hp yang udah menujukan jam 12.46.

"Oh,ya gaes aku pulang dulu ya, soal ya udah siang juga, aku pengen tidur siang,"  sambung clara kemudian berdiri, lalu tos ala bestie.

Di susul agatha yang pulang juga, sekarang di cafe hanya ada lilly aja, lilly pun memutuskan buat pulang juga.

Sesampainya dirumah lilly pun berjalan menuju kekamarnya, kemudian meneteskan air mata tanpa disadari.

Air mata lilly semakin lama semakin deras, kemudian menatap ke arah laci, lilly pun mulai mendekati laci, lalu membuka sebuah botol, mengambil 3 butir obat dengan dosis tinggi.

Tak lama lilly pun terjatuh ke lantai, lalu menatap ke arah langit-langit.

"Cape, harus berpura-pura ceria, padahal sedang mempunyai beban pikiran yang membuat ku tidak sanggup buat tersenyum, namun aku tetep tersenyum agar semua orang mengira bahwa aku tidak mempunyai masalah sama sekali," lirih lilly yang masih mempunyai sedikit kesadaran, namun tak lama lilly pun tidak sadarkan diri.

2 jam pun berlalu, tiba-tiba ada abang lilly yang datang kekamar lilly, untuk memijam hp, sebab hp dia sedang di chager.

Abang lilly syok dengan keadaan lilly yang terbaring di lantai dengan keadaan  muka pucat, kulit mulai membiru,sontak abang lilly mengendong lilly.

Kemudian menarohnya di kasurnya lilly, abang lilly yang berada di posisi itu  panik nya bukan main, kemudian ia menelepon dokter, untuk memperiksa sang adik, setelah menelepon dokter, abang lilly pun sontak menelepon orang tua nya.

Tak selang lama akhirnya dokter pun datang, disertai oleh orang tua lilly di belakang nya.

Dokter itu pun menyuruh keluarga lilly untuk menunggu di luar, keluarga lilly pun menuruti apa yang dokter itu bilang.

Tak selang lama akhirnya dokter itu keluar dari kamarnya lilly, sontak keluarga lilly menghampiri dokter itu dengan khawatir.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya bunaa lilly yang cemas sama keadaan sang anak.

tersenyum lah ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang