7

244 173 0
                                    

Ig @evikawaiii. Like, vote, follow!

Untunglah kelas yang Bora cari letaknya lumayan dekat dari papan petunjuk. Suasana dilantai 3 berbeda saat ia berada dilorong tadi, disini semua kelas telah ditutup pintunya dan hanya ada beberapa guru yang keluar masuk kelas.

"Ini sudah kedua kalinya mereka berdua bertengkar dan membuat keributan bu, apa akan tetap dibiarkan dan tidak diberi peringatan?".

"Ingat pak orang tua mereka adalah salah satu donatur dan pemilik saham sekolah ini, jadi semua keputusan ada pada tangan ketua yayasan yang memiliki hubungan dekat dengan orang tua mereka"-

"Saya juga heran kenapa mereka sangat menginginkan El, padahal mereka berdua tidak ada yang berhasil membuat Elvano tertarik".

"Namanya juga pesona Elvano, siapapun yang melihatnya pun pasti sangat menginginkannya".

Bora bisa mendengar dengan jelas percakapan kedua guru tersebut yang membahas sesuatu dan satu nama tertangkap dalam pendengarannya yaitu Elvano. Ia tidak terlalu peduli dengan hal itu dan melanjutkan jalannya setelah menyapa kedua guru tersebut.

"Lho ko kamu masih berkeliaran disini? Kamu dari kelas mana?", tanya guru berambut pendek dan berkacamata.

"Saya murid baru bu, jadi baru masuk kelas jam segini", jawab Bora jujur.

"Oh begitu kalau begitu kamu harus segera ke kelas barumu".

"Iya bu".

Jantung Bora hampir saja melompat keluar saat guru berkacamata tadi bertanya padanya. Ia mengira ia akan dihukum karena dikira mengendap-endap masuk ke kelas di jam yang seharusnya aktivitas belajar mengajar sudah dimulai.

"Ketemu".

Dapat Bora lihat sebuah kelas yang ukurannya cukup besar dan luas yang memiliki sebuah mading didinding luarnya.

"Jangan gugup.. Huffft.. Inget Bora ga ada yang tau tentang Myrmecophobia yang lo alami jadi ayo tenang wahai dirikuu", gadis itu menenangkan dirinya yang sedikit gugup saat menatap pintu didepannya sebelum ia mengetuknya perlahan.

"Silahkan masuk".

"Permisi bu saya murid baru dikelas ini", Bora tersenyum sopan.

"Oh jadi kamu Bora? Silahkan perkenalkan dirimu dulu".

"Selamat pagi semua gw Bora Danelya murid baru dikelas Ipa 1 , salam kenal semua", sapaan riang dari Bora membuat seisi kelas yang tadinya sepi menjadi sedikit lebih ramai.

Suara tepukan tangan pun terdengar setelah Bora menyelesaikan perkenalan.

"Silahkan kamu boleh duduk dikursi sebelah sana yang masih kosong", guru berjilbab itu menunjuk ke arah kursi no 4 dimana Rey melambaikan tangan kearahnya dengan penuh semangat.

"Yo bor-bor kita satu kelas".

"Ish gw kira bakal sekelas ama cogan eh ternyata ama yang modelan ke gini", gumam Bora.

"Wah parah ni anak, gw juga salah satu cogan di sini tau", ujar Rey tak terima.

Pembelajaran pun berlangsung seperti hari-hari biasa dan berakhir dengan mendapatkan tugas baru yang harus dikumpulkan dipertemuan berikutnya.

Elvano yang duduk dideret paling belakang dekat jendela kaca memainkan ponselnya saat jam istirahat tiba. Ia memilih tetap tinggal dikelas saat Rey mengajaknya bermain bola basket di lapangan.

"Haha cepat juga kerjanya..", batin El.

El tersenyum tipis saat membaca pesan singkat dari seseorang, namun matanya menangkap sebuah objek yang tak asing baginya.

Tsundere Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang