Ig @evikawaiii. Jangan lupa like, vote, follow, dan share!
Dilarang mengambil atau copy paste karya watashi, ingat! Tuhan memberimu otak untuk berfikir wahai ninggen...Berita terbaru.. Seorang pria berusia sekitar 40 tahunan ditemukan tewas dijalan dekat persimpangan alun-alun setelah tertabrak sebuah truk. Diduga pria itu adalah seorang tunawisma yang sedang tidak sadar karena pengaruh minuman keras.
Belum diketahui kondisi pasti korban dan supir yang mengemudi pun sedang menjalani proses pemeriksaan.
Suara dari tv yang menyala menggema diruang kerjanya, hatinya merasa tidak tenang dan perasaan gelisah menyelimutinya. Dari lubuk hati terdalamnya ia berharap kemungkinan buruk tidak lagi datang menghampirinya.
"Gw mohon semoga bukan", jarinya tangannya mengetik keyboard laptop untuk mencari tau detail berita yang baru saja ia lihat.
Jeder..
Rasanya jantungnya berhenti selamaa beberapa detik begitu melihat ciri-ciri korban yang tertera pada kolom blog. "Ga ga mungkin, ini pasti mimpi",
"Tuhan kenapa El harus ngalamin ini lagi? El cape tuhan.."
Karena hari sudah mulai larut Elvano memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menggunakan mobilnya. Pikirannya yang sedang kalut membuat dirinya mengemudikan mobil dengan kecepatan tak terkendali dan hampir saja menabrak seekor ANJING yang tengah berjalan disisi jalan.
"Shitt"
Saat sudah sampai di lobi rumah sakit El langsung menuju meja resepsionis dan bertanya pada petugas medis yang duduk disana.
"Permisi, apa saya boleh tau dimana dokter yang menangani pasien yang tertabrak truk beberapa jam yang lalu", masih dengan napasnya yang terengah-engah El menatap petugas didepannya dengan keringat yang sudah mengalir deras didahinya.
"Oh mas nya lurus aja kesana, nanti ada lorong belok kiri, pintu ke 3 dari sana itu ruangan dokternya"
"Terimakasih"
Tok tok tok
"Silahkan masuk"
"Permisi dok, apa pasien kecelakaan truk memiliki cincin ditangan kirinya?", tanya El memastikan.
"Maaf kalau boleh tau anda siapa?", dokter berkacamata itu menatap pemuda itu sambil membenarkan letak kacamata yang ia pakai.
"Saya keluarganya"
"Mari ikut saya", dokter itu berjalan menuju ruangan dimana disitu terdapat beberapa barang yang korban tinggalkan.
"Ini barang-barang yang korban tinggalkan dan saya berniat untuk melakukan otopsi pada pasien setelah menghubungi keluarganya untuk mendapat persetujuan", cincin perak dengan permata kecil yang menghiasi benda itu terbungkus dengan plastik, bercak darah pun masih menempel.
Tangan El bergetar saat menerima benda yang dokter berikan. Selain cincin ada dompet dan juga secarik kertas lusuh.
"Jadi apa benar barang ini milik keluarga kamu?"
"Iya benar"
"Apa anda menyetujui proses otopsi nya?"
"Saya setuju"
"Kalau begitu silahkan tanda tangan disini"
Dokter itu memberikan lembaran kertas berisi tentang persetujuan dari keluarga korban yang bersangkutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere Boy
Подростковая литератураSemesta memang tidak bisa diprediksi, sesuatu yang tidak bisa dilupakan dalam sesaat kadang terjadi begitu saja. Perasaan hampa yang menyelimuti sudah Elvano rasakan sejak dahulu, setiap kali ia sudah mencintai seseorang maka saat itulah Tuhan menga...