34

94 73 3
                                    

Selamat membaca ganteng & cantik. Jangan lupa follow, vote, & share.
ig: @evikawaiii
Arigato..


jangan suka sama saya~by theonly.evi


Felipe Group, perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi dan memiliki banyak cabang adalah salah satu peninggalan orang tua kandung Elvano. Saat ini perusahaan sedang dipimpin oleh Jemmy, pria itu adalah satu-satunya orang kepercayaan papa kandung El untuk menghandle perusahaan karena El sama sekali tidak mau berurusan dengan perusahaan papanya itu.

Pukul 10.07, El yang mengenakan setelan jas berjalan menuju lift ke lantai 74 yang merupakan lantai tertinggi di gedung yang didominasi warna rose gold itu. Dengan ogah-ogahan El menekan tombol lift dan menunggu hingga pintu lift terbuka.

"Selamat datang tuan muda Hugo"

El tidak menjawab sapaan itu dan langsung duduk di sofa singgel. "Ngapain nyuruh gw kesini?"

"Begini tuan ternyata tebakan dari tuan Hugo benar adanya, saat ini perusahaan paman anda sedang dalam masa krisis dan mengajukan bantuan pembiayaan dana pada Felipe Group"

"Cih dasar tua bangka sialan itu"

"Buat perusahaan si tua bangka itu bangkrut sampe akarnya", El melonggarkan dasinya sambil menatap berkas yang membutuhkan tanda tangan resminya.

"Baik tuan"

"Oh satu lagi, jual semua saham perusahaan ini dan semua uangnya sumbangkan ke yayasan atas nama papa"

"Tapi tuan"

"Udah gw bilang gw ga akan mau nerima sepeser pun uang dari mereka", El mengepalkan kedua tangannya dan berusaha meredam emosinya yang mulai naik.

"Baik tuan", pria itu hanya bisa pasrah mendengar keputusan El yang sudah mutlak itu.

~

Tok tok tok

"Siapa?"

"Orang cantik"

"Dih", tangan Barbara menyingkap gorden putih untuk melihat siapa yang baru saja mengganggu tidurnya.

Asap putih mengepul saat tangan Barbara membuka pintu, Bora yang sedang menghisap rokok itu menahan tawa saat melihat wajah Barbara yang sepertinya baru bangun tidur.

Tangan Barbara meraih rokok dimulut Bora dan memotongnya menjadi 2 bagian dengan tangan kosongnya. Lalu untuk menghentikan asapnya yang terbang ke segala arah karena terbawa angin Barbara menyiram benda yang amat ia benci itu dengan air kran yang letaknya didekat teras rumahnya.

"Anjir rokok gue lo apain?", Bora kesal tapi hanya bisa pasrah.

"Retta ga suka bau rokok, kalo mau kesini jangan nyalain rokok"

"Ya elah padahal asepnya tu wangi tau"

"Wangi kentut lo"

Brak, pintu tertutup kencang dan meninggalkan Bora yang masih berdiri didepan pintu.

"Cih dasar, untuk dia cewe yang El suka. Kalo engga udah gw tonjok mukanya", Bora hanya bisa meninju udara kosong karena saking kesalnya.

"Gw denger ya cuk"

"Ehehe denger ya"

"Ngapain siang-siang gini ke rumah gw?", Barbara meminum air digelas nya dan menatap Bora yang mulai membuka kulkasnya.

"Gw kabur dari tempat les"

"Ooh"

Getar yang berasal dari ponsel Barbara membuat gadis itu langsung bergegas masuk ke kamarnya.

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang