23

69 58 1
                                    

Ig @evikawaiii. Jangan lupa like, vote, follow, dan share!
Dilarang mengambil atau copy paste karya watashi, ingat! Tuhan memberimu otak untuk berfikir wahai ninggen...


Kenapa kau memilih pergi sekarang? Kamu datang dihidupku lalu pergi tanpa mengajarkanku mengikhlaskan kepergianmu.. Semua hal tentangmu adalah bagaikan warna pelangi dihidupku
Tidak ada yang bisa menggantikanmu, kamu hilang dan lenyap saat aku tidak menyadarinya
Aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal
Namamu masih tertata rapi dihatiku
Tapi rinduku sepertinya tidak akan pernah tersampaikan padamu
~~~


"Ehm itu yang pake bando biru maju kesini"

"Em mampush gw"

"Syukurin"

Permen karet yang masih dikunyah dimulutnya ia tempelkan pada dinding mulutnya.

"Ketelen mampush si", ledek Rey saat Bora tetap nekat mengemut permen kesukaannya.

Dengan langkah gontainya Bora maju kedepan.

"Liat ni semua, kalian tu harusnya contoh nak Bora. Biasanya dikelas dia selalu tidur, bajunya ga rapi.. Tapi liat hari ini dia rapi dan ga tidur", pengawas yang tak lain adalah guru sejarah mereka berkata seperti itu dengan lirikan mata tajam yang tertuju pada salah satu siswa yang tengah tertidur pulas diujung ruangan.

"Anj! Gw kira ketauan, asu memang", meskipun merasa lega tapi Bora tidak merasa nyaman karena permen karet berwarna pink yang masih didalam mulutnya.

"Kenapa Bora?",

"Ga papa pak hehe",

"Shibal permennya hampir ketelen"

Takkk

Semua yang ada diruangan tersentak kaget karena suara itu, Elvano yang melihatnya hanya melirik singkat dan kembali merapikan alat tulisnya.

Spidol hitam melayang tepat di wajah Jamy, cowo yang tengah tertidur itupun langsung terbangun kaget dengan nyawa yang masih belum terkumpul.

"Di si tolol belum sadar juga", Dyla yang duduk disebelahnya mencoba membangunkan kerbau satu ini.

"Apa? Ada apa?"

"Itu liat pengawas didepan bego"

"Ha?"

Plak

Tanpa rasa bersalahnya Dyla memukul pelan kepala Jamy supaya segera sadar dari dunia mimpinya.

"Eh maaf pak ketiduran hehe, semalem abis begadang"

Pengawas berkepala pelontos itu hanya menatap Jamy dengan tatapan datarnya. "Keluar kamu"

"Tapi pak saya udah ngerjain semua soalnya kok"

"Bawa ke depan"

"Ini pak"

"Pinter juga ni anak", pria berkemeja putih itu menatap kagum salah satu muridnya itu.

"Tidur.. Tidur lagi aja ga papa"

"Beneran pak?"

"Iya, cepet duduk"

"Lah pak ko dia boleh tidur?", salah satu siswa merasa tidak terima dengan keputusan sang pengawas.

"Dia udah ngerjain soalnya dengan rapi jadi ga papa"

"Yah..",

"Pak saya ga disuruh duduk?", kaki Bora yang sudah sedikit kebas membuat gadis itu meringis pelan.

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang