Ig @evikawaiii. Jangan lupa like, vote, follow, dan share!
Dilarang mengambil atau copy paste karya watashi, ingat! Tuhan memberimu otak untuk berfikir wahai ninggen....
.
."Tuh kan apa Retta bilang, ini cuma sakit perut biasa".
El hanya diam tak menjawab, sudut wajahnya yang sedikit robek tidak membuatnya merasa sakit sedikitpun. Saat ini ia tengah bergelut dengan pikirannya sendiri sembari menyetir mobilnya.
Flashback on
"Minggir!".
"Buru-buru amat si, eh bentar kayanya di mobil lo ada cewe".
Dengan cepat tubuh El menutupi arah pandang Jonathan yang tengah mencoba melihat siapa yang duduk didalam mobilnya.
"Ga usah bacot, minggir!".
"Hahaha takut banget ni kayanya kalo tu cewe gw embat".
"Banyak omong".
Bugh
"Sialan lo".
Jonathan membalas pukulan El dengan tangan kosongnya, tentu saja El tidak akan tinggal diam.
"Kalo sampe dia kenapa-napa abis lo", tatapan yang El layangkan sangat dingin dan tajam seperti pedang yang baru saja digunakan untuk menusuk besi keras.
Dengan gerakan cepatnya El memukuli wajah dan juga tubuh Jonathan menggunakan tangan kosongnya tapi tanpa El sadari rupanya ada satu orang lagi yang bersembunyi tengah memperhatikan aksi mereka yang tengah baku hantam dengan sengit.
Ternyata sosok pria itu adalah teman Jonathan, saat El tengah menangkis pukulan Jonathan tiba-tiba saja ia diserang menggunakan sebilah pisau dari belakang.
"Shit!", El meringis pelan saat pisau itu berhasil melukai perut sampingnya.
"Hahaha", suara tawa dari Jonathan membuat El semakin marah dan berambisi untuk segera menghabisi kedua cucunguk sialan ini.
Dalam waktu singkat El berhasil melumpuhkan dua orang ini dan saat ini kaki El sedang menginjak orang yang telah melukainya menggunakan pisau.
"Aaampun bang.. Sakit bang".
"Ini kan bagian yang lo tusuk", El menekan dan menendang perut samping pria dibawahnya tanpa rasa kasihan sampai pria gondrong itu pucat pasi dan tak sadarkan diri.
"Gw bakal rebut tu cewe dari lo El haha", dengan suara lemahnya Jonathan berkata seperti itu sambil terbaring diaspal dengan kondisi tubuh penuh lebam.
"Mulut lo ke asu!".
Kaki kanan El langsung diayunkan untuk menendang mulut jonathan hingga darah segar pun kembali mengalir. Pukulan telak dari El membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi.
Seolah tersadar akan sesuatu El langsung bergegas menuju mobilnya tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya yang penuh luka.
"Cil lo masi idup kan?", dengan napas tak beraturan El langsung memasang sabuk pengamannya dan melihat wajah Barbara yang dipenuhi keringat dengan seksama.
"Kak El berdarah, cepet obatin lukanya dulu. Dimobil pasti ada p3k kan? Dimana naronya? Biar Retta obatin", betapa terkejutnya Barbara saat melihat kondisi El saat ini karena pada saat El turun dari mobil dia tak terlalu memperhatikan keadaan diluar mobil karena perutnya yang masih terasa sakit dan nyeri.
Bukannya menjawab El justru menancapkan gas supaya segera sampai kerumah sakit terdekat.
"Gw ga papa", ujar El meyakinkan. Tangan kiri Elvano mengusap pelan puncak kepala Barbara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere Boy
Подростковая литератураSemesta memang tidak bisa diprediksi, sesuatu yang tidak bisa dilupakan dalam sesaat kadang terjadi begitu saja. Perasaan hampa yang menyelimuti sudah Elvano rasakan sejak dahulu, setiap kali ia mencintai seseorang maka saat itulah Tuhan mengambil o...