Ig @evikawaiii. Jangan lupa like, vote, follow, dan share!
Dilarang mengambil atau copy paste karya watashi, ingat! Tuhan memberimu otak untuk berfikir wahai ninggen..."P"
"P"
"P"
"Pppppppp"
"Ka el ganteng"
"Ko diread doang si?"
"Ppppppppppppppp, kasih reaksi ke"
"P"
"Pppp"
"Pppppppp"
"P"
"P"
"P"
"Apa si cil chat ga jelas malem²"
"Ga papa mau ngecek aja.hehe"
"Ngecek?"
"Iya ngecek, tadi siang jari retta tremor"
Elvano sudah membaca pesan itu namun ia tak membalasnya dan langsung menutup aplikasi WhatsApp nya.
"Haa bosen, mager mau ambil minum"
Kamar El yang tidak diisi dengan banyak barang membuat ruangan itu terlihat sedikit luas dari ruang kamar sebelah. Meskipun matanya saat ini sudah mengantuk tapi faktanya ia tak bisa menutup kelopak matanya.
Lampu kamar sudah dimatikan sejak dua jam yang lalu dan hanya menyisakan cahaya redup dan samar dari lampu tidur yang letaknya diatas meja kecil.
Disaat seperti inilah El sangat merindukan sosok bundanya, dulu saat tidak bisa tidur maka bunda Alice akan membacakan cerita untuknya hingga El terlelap tidur dengan sendirinya.
Flashback on
"El sayang kamu belum tidur?"
"Belum bund, masih mau main game"
"Ga baik main game lama-lama, ntar mata kamu jadi cepet cape"
"Iya bund bentar lagi ini mau menang nih", tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptopnya El yang saat itu masih duduk di bangku kelas dua SMP masih tetap asik bermain game dan mengabaikan nasehat bundanya.
"Dari pada main game mau bunda bacain cerita ga?"
"Ha cerita? El udah gede bund bukan anak SD lagi"
"Yakin gamau nii?"
"Ehm kalo bunda maksa El bisa apa", sebenarnya El ingin bundanya membacakan cerita karena terakhir kali ia mendengar bundanya menceritakan sebuah dongeng saat ia kelas lima SD namun karena gengsi dan malu El hanya menjawab seperti itu.
"Hahaha, ayo ketaman belakang"
Meskipun letak rumahnya tidak terlalu tinggi namun dari taman belakang mereka bisa melihat banyak bintang karena langit sedang bersih tanpa adanya polusi dan awan. Kepala El berada dipangkuan bunda Alice, selimut yang membalut tubuh El membuatnya tak lagi merasakan hawa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere Boy
Teen FictionSemesta memang tidak bisa diprediksi, sesuatu yang tidak bisa dilupakan dalam sesaat kadang terjadi begitu saja. Perasaan hampa yang menyelimuti sudah Elvano rasakan sejak dahulu, setiap kali ia sudah mencintai seseorang maka saat itulah Tuhan menga...