33

145 113 1
                                    

Selamat membaca ganteng & cantik. Jangan lupa follow, vote, & share.
ig: @evikawaiii
Arigato..

renjana yang kian hari bertambah tak dapat lagi meluluhkan hatimu, getaran hati yang dulunya hinggap di hatimu hilang entah kemana. senyuman tulusmu bahkan luntur seperti kertas bertinta yang terkena percikan air hujan~

Entah sudah berapa menit mereka berdua duduk dalam diam, kesunyian yang menyelimuti dinginnya malam tak membuat kedua insan itu terusik. Barbara yang biasanya banyak bicara kali ini ia lebih memilih untuk diam disamping El yang bersandar pada tembok putih rumah sakit.

El tidak menyangka bahwa ia akan menangis didepan orang lain seperti beberapa saat yang lalu. Bunda Alice yang sangat ia sayang saja tidak akan El biarkan melihat tangisannya yang menurutnya sangat konyol. Meskipun beberapa kali El tertangkap basah saat sedang menangis sendirian tetapi itu semua berbeda dengan apa yang barusan terjadi beberapa menit yang lalu.

Wajah El ia tutupi dengan kedua telapak tangannya, dalam batinnya El bermonolog. "Bisa-bisanya gw nangis didepan bocil, shit gw malu banget".

"Kak El", suara Barbara membuyarkan lamunan Elvano, dengan gerakan malas El menoleh kearah gadis itu dan menatap lekat wajah Barbara.

"Apa?".

"Muka kak El merah kalo lagi nangis lucu banget deh, Retta jadi gemesh", cengiran lebar dari gadis itu membuat mata El mendelik kesal.

"Ck gw tuh nangis didepan lo biar impas aja. Waktu itu kan gw udah pernah liat lo nangis", entah kenapa saat menatap Barbara degup jantung El terus saja berdebar walaupun tubuhnya sudah tak dipeluk oleh gadis imut itu.

"Iya deh iya", Barbara hanya mengiyakan perkataan El dan menyodorkan botol berbentuk beruang dari tas coklatnya.

"Nih buat kak El".

"Norak banget botolnya", ejek El.

"Ih lucu tau, beruang imut".

"Norak".

Walaupun demikian El tetap meraih botol berukuran sedang itu dari genggaman tangan Barbara dan meminum isinya hingga rasa hausnya perlahan menghilang.

"Udah malem pulang sana, gw pesenin taxi online bentar", El mengambil ponselnya dari saku jaketnya dan membuka aplikasi jasa taxi online.

"Ga mau, Retta mau disini sama kak El".

"Hhh terserah lo deh", El hanya membiarkan Barbara yang kekeh ingin bersamanya.

"El", suara Rey membuat keduanya menoleh dan mendapati laki-laki berambut cepak itu sedang berjalan mendekat sambil membawa dua kantong plastik berisi cemilan.

"Gimana kondisi Kala El?", tangan Rey menyerahkan dua plastik hijau itu kepada Barbara yang masih setia menatap wajah tampan El.

Gelengan kepala El sebagai jawaban membuat Rey mengangguk mengerti. "Lo mau begadang El apa tidur dikamar sama Kala?".

"Begadang".

"Tu gw bawain tornado corn buat lo ngemil".

"Iya ntar gw makan".

"Kak Rey kenapa ga ajak Bora?", Barbara bertanya sambil membuka salah satu bungkus cemilan keripik kentang.

"Dia lagi dikurung, ga dibolehin keluar rumah".

"Oh, kasian banget".

"Mobil lo lagi dibengkel El, besok baru kelar katanya".

"Hem oke".

Tsundere Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang