45

115 84 12
                                    

Ig @evikawaiii. Jangan lupa baca, vote, follow, dan share!
Dilarang mengambil atau copy paste karya watashi, ingat! Tuhan memberimu otak untuk berfikir wahai ninggen...

"El, gw kangen sama lo", Bora memeluk erat Barbara saat keduanya bertemu di kantin.

"Lepas bor, ish. Gw maunya dipeluk kak El"

"Iyalah si paling bucin"

"Pstt El", bisik Bora sambil menoleh kekanan dan kiri.

"Kenapa?", Barbara mendekat ke Bora.

"Ko lo kayanya tambah tembem si pipinya? Gw tebak lo pasti sering ngemil kan waktu sama abang lo yang ganteng itu"

"Njing! Keliatan banget ya?", Barbara langsung membuka cermin kecil dari saku bajunya dan melihat pantulan wajahnya dari cermin ditangan kirinya itu.

"Iya lah"

"Uih yang udah punya cewe.. Kiw pj nya dong kaks", Rey bersiul dan merangkul pundak Elvano.

"Brisik", El menepis kasar tangan Rey dan lanjut memainkan ponselnya.

"Ibu kantin, Rey yang ganteng pesen siomay sama es lemon satu. Ntar babang El yang bayar", dengan santainya Rey memesan makanan kesukaannya karena dia yakin Elvano pasti yang akan membayar makanan yang ia pesan.

"Gw juga mau, bakso ga pake bihunnya satu bu", Bora langsung mengambil beberapa cemilan ringan yang dipajang didepan kedai.

"Ntar El yang bayar bu, orangnya yang lagi main hp tu", Bora menunjuk ke arah El dengan raut wajah semangat.

"Oh den den ganteng yang itu"

"Iya itu"

~°°~

Diujung kantin yang suasananya sepi kini hanya terdapat dua siswa yang saling menatap satu sama lain dengan pikirannya masing-masing.

"Waktu itu kak El bilang bakal jagain Retta sampe sembuh. Tapi waktu Jeff bawa Retta ke London kak El ga cegah dia, Retta kan jadi kangen tau", bibir gadis itu manyun sambil menopang dagu menggunakan kedua tangannya.

"Ck, sapa suruh lo nya pergi ngikut abang lo", jawab El datar sambil menahan malu karena merasa gugup saat Barbara berkata bahwa gadis itu merindukannya.

"Sorry gw ga bisa nepatin janji gw", dalam hati nya El merasa sangat menyesal kenapa ia tidak menghentikan gadis itu saat Jeff akan membawanya ke London.

El menatap Barbara dan dapat ia lihat ekspresi kecewa dari gadis cantik itu.

"Anj! Kak El ganteng banget, gw ga kuat pliss. Gw ga bisa berkata-kata", dalam hatinya Barbara menjerit sekeras mungkin saat melihat pacar barunya ini sedang menunjukkan ekspresi wajahnya yang menahan malu.

"Kenapa lo? Dada lo sakit?", El sedikit cemas saat melihat Barbara yang sedang menunduk sambil memegang dadanya.

"Eeh, ga papa ko. Retta ga sakit".

"Ish kak El, Retta tuh lagi nahan diri biar ga salting tiap kali liat muka ganteng kak El tau", gumam Barbara dalam hati.

"Ooy cil, lo ngapain meluk gw", El gugup sendiri saat gadis itu memeluknya. Entah sudah berapa kali ia dibuat gugup oleh tingkah Barbara.

"Retta cuma mau ngasih tau kalo jantung Retta deg-degan kalo dideket kak El, denger ga bunyi jantung Retta?"

Hening.. Tak ada jawaban dari mulut Elvano, untuk sejenak kelopak mata keduanya tertutup untuk menyalurkan kehangatan dalam nyamannya pelukan dan merasakan detak jantung satu sama lain.

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang