31

80 64 1
                                    

Ig @evikawaiii. Jangan lupa like,vote, follow, dan share!
Dilarang mengambil atau copy paste karya watashi, ingat! Tuhan memberimu otak untuk berfikir wahai ninggen...

kmu kya kupu² ya ganteng
ko kaya kupu²?
iyh soalnya kamu punya pesona tersendiri yg berhasil bkin aku jatuh cinta, eaaa azekkk~

Seolah tersadar dari imajinasinya Barbara langsung mengucek matanya apakah yang ia lihat benar-benar seorang Elvano Bagaskara.

"Anjir itu beneran kak El, ko gw jadi aga malu ya pas dia natap mata gw? Suara Retta dikuping kak El bagus ga ya?", Barbara turun dari panggung setelah menerima uang yang dijanjikan oleh ketua osis itu.

Sepertinya kehadiran El belum diketahui oleh banyak orang karena buktinya tidak ada fans girl setianya yang mengelilingi El. Walaupun wajah tampan El tertutup oleh masker tapi Barbara masih bisa mengenalinya.

Kebetulan jam untuk kegiatan selanjutnya akan dimulai, dan semua orang akan bebas keluar masuk aula sebab party dilakukan di dua tempat sekaligus yaitu didalam ruangan dan luar ruangan.

Langkah kaki Barbara mendekati El yang masih berdiri tegak disamping tenda, tatapan mereka sejak tadi terus saja terpaut satu sama lain.

"Hai kak El", sapa Barbara sambil tersenyum lebar.

"Ikut gw", El menarik lengan kiri Barbara.

"Mau kemana kak El?"

"Rooftop"

Setelah sampai keduanya sama-sama diam membisu dan larut dalam pikirannya masing-masing.

"Ehm kak El dengerin Retta nyanyi tadi?", Barbara mencoba untuk mencairkan suasana.

"Hem"

"Bagus ga suara Retta?"

"Jelek, ke suara bocil"

"Ih ko gitu", bibir Barbara maju beberapa mm dan merengut sebal, tanpa gadis itu sadari sudur bibir El tertarik keatas membentuk senyuman tipis.

"Tadi Retta kan udah nyanyi buat kak El, ga ada hadiahnya nih buat Retta", Barbara menoel lengan El yang berbalut hoodie dan mengkode laki-laki itu.

"Mau hadiah apa?", tanya El sambil melepas masker wajahnya.

"Em apa ya..",

"Kelamaan"

Greppp

El langsung menarik tubuh mungil Barbara ke dalam pelukannya, "kkkkak El?", sepertinya Barbara terkejut bukan main.

Detak jantung gadis itu bahkan sulit sekali diajak kerja sama, "kenapa? Ga mau gw peluk?", tanya El tepat ditelinga Barbara.

Tak ada jawaban dari mulut Barbara, gadis itu hanya membalas pelukan El dan mengeratkan pelukan mereka. Sekitar dua menit lebih kedua remaja itu saling berpelukan dalam debaran jantung yang sama-sama menggila.

Angin yang berhembus membuat kulit Barbara sedikit merinding.

"Hachhii", suara bersin Barbara membuat El melepas pelukannya.

"Maaf kak El hehe", Barbara menggaruk hidungnya yang sedikit gatal.

"Lo sakit cil?", melihat hidung Barbara yang sedikit merah membuat El sedikit khawatir.

"Engga ko, cuma dingin dikit kena angin tadi"

"Lagian kenapa ga pake jaket? Trus rok lo juga pendek banget gitu", Barbara yang mendengarnya sedikit heran dengan sikap El hari ini yang terkesan care kepadanya tapi di lubuk hatinya ia sangat senang.

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang