11

106 79 0
                                    

Ig @evikawaiii. Like, vote, follow!


Di ruang bawah tanah yang tidak memiliki lampu terdapat beberapa tumpukan kayu dan koran bekas. Asap rokok yang tebal memenuhi tempat itu dan sesekali terdengar suara tikus yang berkeliaran kesana-kemari.

"Maaf bos saya tidak berhasil menemukan sesuatu tentang dia"

"Sialan! Dasar tidak becus", dengan mudahnya pria itu menendang tulang kering bawahannya tanpa belas kasihan.

~~~

"Aishh shibal ni bocah, ngagetin aja", Bora mengumpat begitu melihat gadis berseragam itu tengah berdiri menatapnya.

"Harusnya Retta yang kaget kak", dengan tatapan datarnya Barbara menelisik wajah Bora sambil mengemut permen stroberi dimulutnya.

"Bener juga ya"

"Jadi kenapa kakak masih ngikutin aku?", tanya Barbara.

Wajah Bora pun terkejut ketika mengetahui bahwa orang yang ia ikuti menyadari keberadaannya.

"Eh itu.. Aduh gimana ya"

"Kalo ga mau ngaku aku teriak lho kak"

"Jangan dong bocah, ih gemesh deh pengin gw cekek"

"Apa?"

"Eng.. Itu gw disuruh El buat mastiin lo. Yah itu"

"El? Siapa dia?"

"Kalo gw jelasin kenal ga ya ni bocah.."

"Ehmm kak.."

"Eh itu, El tu cogan terkenal di Daisy Highschool. Iyah itu dia"

"Jadi kakak temennya kakak ganteng?"

"Yaa bisa dibilang gitu, eh tunggu ko lo kayanya tau dia si?"

"Ehehehe tau la, kan dia calon ayangnya Retta"

"Oh tuhan kenapa disiang bolong gini gw harus dihadapkan dengan bocah SMP yang punya tingkat halu yang tinggi", dengan nada dramatisnya Bora memegang ujung pelipisnya dengan jari-jemarinya.

"Retta denger ya kak.."

"Eh denger yaa"

Bora pun mulai menjelaskan dari awal hingga akhir mengapa dirinya mengikuti kemanpun Barbara pergi dari awal gadis itu keluar rumah sampai sekarang.

"Ohh gitu.."

"Heem gitu, eh ko lo responnya singkat banget?"

"Trus Retta harus gimana dong kak?"

"Haish ga tau laa"

"Ehm kak maksud kakak itu yang lagi ngawasin aku cowo yang sembunyi disana?", jari Barbara menunjuk ke arah jam 12 dengan cepat.

"Cepet naik motor gw"

"Haa"

Karena respon Barbara yang lambat, tangan Bora menarik lengan Barbara supaya naik ke motor miliknya.

"Pelan-pelan kak, gw belom mau mati", Barbara berteriak dengan kencang saat Bora melajukan motornya dengan tak terkendali.

"Iya iya, cemen lo segini doang dah takut"

"Ck kalo gw kenapa-napa kan nanti ayang pixy gw bakal nangisin gw", ucap Barbara dengan nada pdnya.

"Ha? Apa lo bilang?", karena angin yang berhembus cukup kencang apa yang diucapkan Barbara tidak terlalu jelas sehingga Bora tak dapat mengerti ucapannya.

"Ga, tadi ada marmut goyang", jawab nya asal.

Setelah motor melaju kejalanan yang mulai sepi, Bora menepikan kendaraan beroda dua itu didekat toko dan mengambil ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp.

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang