36

90 76 13
                                    

Selamat membaca ganteng & cantik. Jangan lupa follow, vote, & share.
ig: @evikawaiii
Arigato..


himmel emang ganteng tapi dihati aku kamu yang paling tampan~

Melihat sahabatnya yang sejak beberapa jam lalu termenung sambil menggenggam tangan Barbara membuat Rey merasa sedih pasalnya El belum menyentuh makanan sejak kemarin. Apalagi saat El dihadapkan dengan kepergian Kala kemarin, Rey untuk pertama kalinya melihat El menangis. El berulang kali ditinggalkan oleh orang-orang yang amat ia sayangi untuk selamanya.

"El, makan dulu jangan sampe sakit", Rey meletakkan bubur ayam diatas meja supaya El memakannya.

"Gw ga nafsu"

"Gue tau ini berat buat lo El, tapi lo juga harus jaga kesehatan lo. Kalo Barbara bangun dan ngeliat lo sakit gara-gara telat makan dia pasti sedih"

"Gue pulang ke rumah dulu ya", Rey menepuk pundak El dan meninggalkannya bersama Barbara yang masih dalam keadaan koma.

Karena sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya El pun tertidur tanpa melepaskan tangan Barbara. Tanpa ia sadari hari pun sudah gelap dan malam yang dipenuhi kabut awan pun datang.

Sekitar pukul delapan malam mata Barbara mulai terbuka perlahan, hal pertama yang ia lihat adalah cahaya lampu putih yang sedikit menyilaukan mata. Gadis itu menoleh ke arah tangan kirinya yang terasa hangat karena genggaman tangan dari seseorang yang entah mengapa sangat membuatnya nyaman.

Senyuman Barbara pun terlukis diwajah pucatnya, tangannya yang masih terasa lemas berusaha keras membelai kepala El.

"Kak El imut banget kalo lagi tidur"

Merasa ada yang membelai rambutnya El segera membuka matanya dan ia mendapati mata jernih Barbara yang tengah menatapnya.

"Cil lo udah bangun? Kenapa ga bangunin gw? Mana yang sakit? Gue panggil dokter dulu ya", tangan El yang akan menekan tombol merah didekat ranjang langsung dicegah oleh suara lemah Barbara.

"Jangan diteken dulu tombolnya"

"Em? Kenapa?"

"Retta takut hiks hiks, padahal Retta udah peluk Kala tapi percuma dia juga ikut luka sampe berdarah hiks hiks maafin Retta kak El", Barbara menangis sesenggukan saat memori dalam otaknya mulai kembali dimana dirinya sedang menghadapi ketakutan namun dirinya juga berusaha melindungi adik El.

Hati El terasa sangat sakit saat mendengar penuturan dari gadis cantik itu, padahal dirinya sendiri juga dalam keadaan sakit dan terluka tapi ia rela melindungi Kala sampai akhirnya kesadarannya mulai hilang. Tangan El pun mengelus surai hitam Barbara dan memeluknya dengan hati-hati.

"Maaf ini semua gara-gara gue, ga usah takut lagi sekarang lo udah aman", El membiarkan Barbara menangis dan memeluknya hingga tangisan gadis itu reda.

Karena El memesan kamar VIP, respon dokter dan petugas medis pun jauh lebih cepat dibandingkan dengan kamar pasien lainnya. Setelah dokter memeriksa keadaan Barbara dan menjelaskan bahwa gadis itu akan mengalami kelumpuhan sementara akibat dari benturan keras dikedua kakinya Barbara terlihat terkejut dan hanya diam tak berkata apapun.

"Hei kenapa diem? Lo ga papa kan cil?", setelah dokter keluar dari kamar rawat barulah El bertanya dengan nada khawatir.

"Hiks hika hiks, kaki Retta",

Tsundere BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang