Chapter 18

310 30 34
                                    

"Dia manis dan cantik, bahkan dia adalah permata untuk Ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia manis dan cantik, bahkan dia adalah permata untuk Ayahnya."
— Baron Arthit Napadon









•••










Pagi itu, Beanie di sibukkan untuk mengasuh Wadley. Bayi kecil itu selalu saja rewel, dengan segera pria cantik itu pun memberikan putingnya pada putra kecilnya.

Wadley seketika terdiam ketika merasakan air asi memasuki mulutnya. Hal itu membuat Beanie merasa lega dan berjalan-jalan keliling kamar untuk menenangkan buah hatinya. Lalu iris matanya melihat Wristband yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Sebab jam 9 nanti pria tampan itu akan pergi untuk meeting dengan koleganya. Wadley yang lamat-lamat memejamkan matanya pun menjauhkan mulutnya dari puting Ibunya dan menangis.

"Oakk.. Ehm.. Oekk...!!" Tangis Wadley ketika dirinya tidak mendapatkan asi.

Beanie pun segera menenangkannya dan mengarahkan puting pada sang buah hati yang rewel. "Cup! Cup! Asinya di sini dan tidak pergi kemana-mana."

"Apakah dia mulai nakal?" Tanya Wristband pada istrinya.

"Ya, tingkahnya mulai random." Jawab Beanie pada suaminya yang sibuk melihat Wadley.

Hingga akhirnya, Wristband pun mencium bibir milik Beanie. Kali ini Wristband harus bisa mandiri sendiri untuk menyiapkan diri pergi ke kantor. Bahkan Wadley sibuk mengulum puting Ibunya dan hobby sekali tidur.

"Nanti malam aku pulang sedikit terlambat." Ucap Wristband.

Iris mata Beanie melihat kearah suaminya. "Kenapa? Apakah ada sesuatu di kantor hingga harus pulang sampai malam?"

"Iya, ada beberapa dokumen yang harus aku pelajari." Jawab Wristband.

"Baiklah. Nanti jangan lupa beri kabar." Ucap Beanie.

Wadley pun tertidur dengan pulas di gendongan Ibunya. Lalu Beanie pun segera memindahkan putra kecilnya untuk berbaring di ranjang. Tidak lupa menyandingkan dengan boneka Teddy bear.

Pria cantik itu pun segera mendekati suaminya yang sibuk mengancingkan resleting. Bahkan celana bahan itu juga ada pengait doublenya belum di kaitkan dengan benar. Jemari lentik milik Beanie pun menyentuh pengait resleting. Bahkan pria tampan itu pun tersenyum melihat pemandangan Beanie.

"Sedang melihat apa?" Tanya Wristband pada Beanie. "Kaitkan dulu kancing celananya."

"Yes, sirr?"

Jemari kekar milik Wristband pun merapikan anak rambut milik istrinya yang semakin seksi. "Aku akan menunggunya setelah nifasmu selesai."

"Ck, dasar mesum." Ujar Beanie.

Tangan kekar milik Wristband pun segera menarik pinggang Beanie kedalam dekapannya. Bahkan pria cantik itu bisa merasakan perut berotot milik suaminya. Wristband pun mencium leher jenjang milik Beanie.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang