Chapter 14

299 29 32
                                    

"Maaf aku tidak bisa bersikap less effort dan biasa saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf aku tidak bisa bersikap less effort dan biasa saja. Sebab, aku ingin mencintaimu secara brutal dan ugal-ugalan."
— Phoenix Anakinn Treerapanyakun








•••









Shanghai, China.

Hari telah berganti, sekarang ini Phoenix telah menghirup udara yang sama dengan Tibet yang tengah bertanding di China. Pemuda tampan itu terbang dari Thailand tepat pukul 12 malam. Lalu sekarang dirinya sudah sampai dengan selamat dan di kawal oleh Tee.

Kali ini dirinya sedang perjalanan menuju kearah hotel. Sebab dirinya harus bersiap-siap untuk dapat ke stadion Ice rink yang berada di Shanghai.

"Paman Tee, apakah tiketnya sudah dapat?" Tanya Phoenix yang baru saja selesai check in hotel.

"Sudah, Khun Noo." Jawab Tee.

Dengan segera pria tampan itu pun pergi ke kamar hotelnya. Setelah itu bergegas untuk membersikan diri. Sebab dirinya tidak ingin terlambat di acara pertandingan Ice skating. Kali ini Phoenix juga menyesal datang tepat di hari H. Namun bila dirinya datang di jauh-jauh hari itu bukan kejutan lagi.

Setelah selesai bersiap. Pemuda itu pun sibuk memakaikan alroji. Bahkan Tee membantunya untuk memakaikan mantel bulu. Mereka pun segera pergi ke stadion Ice rink. Tapi Phoenix tidak lupa untuk membeli buket bunga untuk sang kekasih.

"Sebelum ke stadion Ice rink. Kita mampir untuk membeli buket bunga." Ucap Phoenix pada anak buah Tee.

"Baik, Khun Noo." Jawab pengawal itu.

Phoenix pun memasuki sebuah toko bunga yang bersebelahan dengan toko luxury. Dirinya terlihat begitu tenang sebab bahasa Chinesenya cukup fasih. Sebab keluarga besarnya berasal dari suku Chinese.

"Huānyíng lái dào wǒmen de huā diàn. Yǒu shé me wǒmen kěyǐ bāngzhù nín de ma?" [Selamat datang, di toko bunga kami. Apakah ada yang bisa kami bantu?] Ucap salah seorang pelayan toko bunga.

"Shì de, wǒ zhǐshì xiǎng gěi wǒ de àirén mǎi yī shù xiānhuā." [Ya, saja ingin membeli satu buket bunga untuk kekasih saya.] Kata Phoenix jujur.

Pelayan toko bunga itu tersenyum. "Hǎo de, wǒ lái zuò zuì tèbié de huāshù." [Baiklah, saya akan membuatkan buket bunga yang paling spesial.]

Wanita itu pun segera mengemas bunga Mawar pink dengan begitu cantik. Tidak lupa Phoenix memberikan sebuah boneka beruang kecil. Hingga akhirnya, pengrajin buket itu pun menaruh di tengah-tengah buket bunga.

"Xièxiè. Nàme, zǒnggòng shì duōshǎo ne?" [Terima kasih. Jadi, berapa semua totalnya?] Ucap Phoenix.

"Zǒngjì 20 yuán." [Totalnya 20 yuan] Kata sang kasir.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang