Chapter 02

404 34 43
                                    

"Hidup itu pahit makanya tuhan ciptakan kamu bjar hidupku ada manis manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup itu pahit makanya tuhan ciptakan kamu bjar hidupku ada manis manisnya."
— Phoenix Anakinn Treerapanyakun








•••








Pukul 07.25 pagi.

Phoenix menikmati pagi harinya untuk menyesap secangkir teh herbal. Bahkan dia beberapa minggu ini menginap di Safe house keluarga Main bersama dengan Hia dan kakak iparnya. Lalu iris mata elangnya pun melihat kearah foto dirinya dan Valence ketika lulus SMP beberapa tahun yang lalu.

Ketika di sekolah Phoenix merasa kesepian karena Rain juga sudah pindah dari Bangkok dan menetap di Chiang Mai. Kemudian, Valence sama sekali belum sadar dari komanya.

Hingga akhirnya, pemuda tampan itu pun membawa cangkir untuk keluar dari kamar. Bahkan kali ini dirinya pergi ke dapur untuk menaruh cangkir teh pada wastafel. Iris matanya pun melihat kearah kakak iparnya yang sibuk menata sarapan di meja makan.

"Phoenix, sarapan dulu dan Phi akan memanggil Hiamu sebentar saja?" Ucap Beanie pada adik iparnya.

"Baiklah. Tapi, aku akan menunggu Hia." Jawab Phoenix yakin.

Beanie pun hanya mengangguk kearah adik iparnya. Lalu pria cantik itu pun memutuskan untuk pergi menemui suaminya. Bahkan kali ini Wristband sedang berada di dalam kamar untuk membaca beberapa artikel di website milik Main Grup's.

"Honey, ayo kita sarapan dulu. Bahkan Phoenix sudah menunggu di meja makan sekarang." Bujuk Beanie pada suaminya.

"Baiklah, sweetie." Jawab Wristband sambil mencium bibi istrinya.

"Hari ini adalah hari libur. Jadi, berhenti melihat perkerjaan dan fokus saja pada diriku." Kata Beanie manja.

"Siapa yang mengajari Ibu hamil ini menjadi nakal seperti ini?" Tanya Wristband.

"Phi Wristband." Jawab Beanie dan berjalan mendahuluinya suaminya.

Sepasang suami istri itu pun menuju kearah meja makan. Bahkan iris mata Phoenix melihat betapa romantisnya ketika Hianya memperhatikan kakak iparnya. Hal itu membuat Phoenix bermotivasi untuk memuliakan Tibet yang menjadi penghuni hatinya.

Mereka bertiga menikmati sarapan bersama-sama. Kali ini Phoenix merasa jatuh cinta dengan Omurice buatan kakak iparnya.

"Phi Beanie, aku suka dengan Omuricenya." Ucap Phoenix bersungguh-sungguh.

"Terima kasih. Nanti Phi Beanie akan buatkan makanan enak lainnya untuk dirimu." Kata Beanie dengan antusias.

Phoenix hanya mengangguk pelan sambil menikmati sarapannya. Hingga akhirnya, Wristband pun berceletuk perihatin sesuatu di meja makan.

"Nanti siang kita kerumah sakit untuk mengantarmu check-up dan mengunjungi Valence?" Kata Wristband pada Beanie.

"Baiklah." Jawab Beanie mengerti.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang