Chapter 76 [END]

296 28 26
                                    

"Hidup ini pilihan, apapun yang membuatmu sedih tinggalkan, dan apapun yang membuatmu tersenyum pertahankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup ini pilihan, apapun yang membuatmu sedih tinggalkan, dan apapun yang membuatmu tersenyum pertahankan."
— Paris Kornwit Treerapanyakun












•••












Dua bulan kemudian.

Pernikahan megah di adakan di kediaman Minor untuk kesekian kalinya. Persiapan pernikahan Paris dan Baron sedang di hias sedemikian rupa. Sebelum mendekati hari H pernikahan. Paris di pinggit di dalam kamarnya tanpa boleh melihat Baron.

Kali ini Baron sibuk berolahraga di tempat gym yang berada di kediaman Minor. Bahkan seminggu yang lalu, Ibunya juga menginap di kediaman Minor untuk mendampingi putranya.

"Apakah kau masih sibuk berolahraga di hari sebelum pernikahanmu?" Tanya Nop pada anak didiknya ini.

"Iya. Sebab aku sedang gugup, Pak." Jawab Baron dan meraih botol minum.

Nop pun mengangguk. "Yah, walaupun aku belum pernah merasakan pernikahan. Tapi aku rasa gugupmu itu membuatmu tidak percaya diri."

"Tentu saja, Pak." Jawab Baron sambil tertawa.

Bahkan keduanya pun tidak sadar tengah diamati oleh Yattika. Sebab Nop dan Yattika hidup sama-sama sendiri. Kadang mereka sering kesepian juga. Hingga akhirnya wanita parubaya itu pun memutuskan untuk memasuki ruangan gym untuk memanggil putranya.

"Maafkan saya sedikit menganggu, Pak Nop?" Kata Yattika pada atasan putranya itu.

"Iya. Tidak apa-apa." Jawab Nop.

"Saya datang kemari untuk memanggil putranya saya untuk makan siang terlebih dahulu." Ucap Yattika sangat sopan.

"Tentu saja." Jawab Nop dan melihat kearah Baron. "Bersihkan dirimu dan ikutlah dengan Ibumu."

"Baik, Pak." Jawab Baron.

Sepasang Ibu dan putranya itu pun berlalu dari hadapan Nop. Kali ini dia merasa kesepian lagi. Sebab Nop telah hidup sebatang kara selama bertahun-tahun hingga di usianya yang sudah memasuki kepala 6.

Lalu tepat di paviliun kali ini di jadikan untuk Baron sebagai tempat singgahnya sementara waktu. Sebab besok dirinya akan menikah dengan Tuan muda Minor. Ketika Baron sibuk makan siang dengan Ibunya. Tiba-tiba memikirkan soal wali Ayah di pihak keluarganya. Tetapi Baron sekelebat memikirkan bila selama ini Nop yang menjadi wali untuk dirinya selama setahun ini.

"Kamu sedang memikirkan apa, Nak?" Tanya Yattika pada putra semata wayangnya.

"Aku harus pergi sebentar." Kata Baron yang belum menyentuh sendok makannya.

"Iya." Yattika hanya melihat punggung putranya menjauh dari pandangannya.

Kali ini Baron benar-benar ingin menemui Nop untuk membicarakan perihal sesuatu yang penting. Bahkan dia sudah tidak bisa menundanya lagi.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang