Chapter 25

234 23 56
                                    

"Lelaki ialah makhluk logika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lelaki ialah makhluk logika.
Maka aktifkan dan gunakan logikamu sebagai seorang istri ataupun kekasih. Jika kalian ingin memenangkan kestabilan jiwa saat bersamanya."









•••









Pete berdiri di depan kamar milik putra tengahnya yang masih tertutup. Bahkan sejak pagi sudah terlihat bila Valence sama sekali tidak turun untuk sarapan. Di hadapan Nang Minor terdapat beberapa makanan buatan tangan yang di taruh di atas rak dorong kayu.

Tokk!!

Tok!! Tokk!!

Tok!!

Pria cantik itu berusaha untuk mengetuk pintu kamar milik Valence. Namun usaha itu percuma ketika Valence tidak bereaksi apa-apa.

"Nak, tolong buka pintunya untuk Mommy masuk?" Ucap Pete pada Valence khawatir.

Kali ini pria cantik itu panik dan dirinya takut bila terjadi apa-apa di dalam kamar itu. Sebab tidak ada respon sama sekali yang terdengar. Nang Minor pun segera pergi menuruni tangga untuk mencari bantuan. Untung saja terlihat Baron dan Paris yang baru saja pulang.

"Selamat siang, Nang Minor?" Sapa Baron ramah.

"Ya, Aunty minta tolong padamu untuk membuka pintu kamar milik Khun Valence. Sebab pintunya terkunci dan Aunty khawatir." Kata Pete pada pengawal bayi pausnya.

Paris melihat Ibunya menangis. "Mommy?"

Kali ini Baron pun segera menaiki tangga dan di susul oleh Nang Minor bersama Paris. Bahkan Bibi Hom yang baru saja mengejek gudang makanan pun juga ikut melihat Valence yang mengurung diri.

Sementara itu di dalam kamar terlihat Valence yang masih setia berbaring di atas ranjang. Bahkan dia terganggu ketika melihat knop pintunya bergerak-gerak. Parahnya lagi di luar terdapat kegaduhan dan terdengar tangisan Ibunya. Kaki jenjang Valence pun beranjak dari ranjang. Lalu pria tampan itu memutar kuncinya dan membuka pintu.

"Khun Valence?" Baron seketika terkejut melihat setengah wajah Valence yang terlihat.

"Jangan ganggu aku." Ucap Valence terkesan mengintimidasi.

Pintu kayu jati itu pun tertutup kembali ketika mendengar suara Valence. Kali ini Nang Minor hanya bisa membisu. Bahkan Bibi Hom membawa Paris untuk makan siang dan di ikuti oleh Baron yang akan pergi ke asrama pengawal.

Pete hanya bisa melihat pintu kamar milik Valence. Bahkan iris matanya melihat kearah rak dorong kayu berisi makanan.

"Nak, kalau kamu lapar? Makanan sudah Mommy siapkan di depan kamarmu?" Ucap Nang Minor pada putra kecilnya.

Ketika Pete sibuk menemani Paris makan siang. Tiba-tiba saja Vegas pulang karena dirinya harus pergi dinas ke luar kota. Hal ini terjadi sangatlah mendadak. Nang Minor pun harus segera menyimpankan keperluan suaminya di luar kota nanti.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang