Chapter 72

191 25 4
                                    

"Teruntuk bayi kecilku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teruntuk bayi kecilku. Mari memulai hidup baru, lupakan masa lalu, lupakan bahwa kamu pernah setrauma itu, mari lakukan hal-hal baik, kita akan sembuh pelan-pelan, Nak?"
- Nang Minor [Pete Pongsakorn Saengtham]










•••











Pagi yang begitu cerah terlihat Paris yang duduk di sisi ranjangnya dengan Nang Minor yang menyalin kantong kolostomi.

"Mau Mommy antarkan ke kampus?" Tanya Nang Minor.

"Boleh."

Pria cantik itu tersenyum. "Baiklah. Kali ini pakai ini, ya?" Kata Pete ketika membenarkan kantong kolostomi.

"Heem."

Nang Minor terasa bangga sudah mendadani putra kecilnya. "Cantik sekali."

"Mommy? Aku takut orang-orang akan melihatku." Kata Paris setengah berbisik.

Kali ini Vegas tidak sengaja mendengar. Bahkan terdengar suara Nang Minor menjawab pelan. "Kamu mencemaskan hal itu?"

Hingga akhirnya Nang Minor membawa Paris untuk mengendarai mobil. Bahkan Valence memilih naik motor untuk mengikuti mobil Ibunya dari belakang. Paris hanya terdiam sambil memegang kantong kolostomi dan sesekali melihat jalanan kota Bangkok.

Tidak sengaja Paris pun melihat sebuah gang kecil di dekat rumah tua. Hal itu membuat dirinya teringat pada kejadian keji itu.

Tak berselang lama, Paris telah sampai di Universitas Chulalongkorn. Namun siapa sangka bila saat ini Vegas juga datang ke sana untuk bertemu dengan Dosen wali yang akan mengawasi beberapa mahasiswa baru.

"Jika kantong kolostominya jatuh atau bocor, tolong hubungi saya." Ucap Vegas pada Dosen wali.

"Tentu."

"Dan bisakah dia tidak kontak langsung dengan Dosen pria?" Dosen wali hanya bisa mengangguk. "Maaf atas ketidak nyamanan ini."

"Para Dosen disini memiliki kode etik. Jadi jangan khawatir." Kata Dosen wali.

"Apakah mahasiswa lain akan mengejeknya?" Tanya Vegas khawatir.

"Dengan apa yang menimpa Paris, aku yakin semuanya akan baik-baik kepadanya." Kata Dosen wali untuk membuat Vegas lega.

"Terima kasih atas perhatiannya." Kata Vegas. "Maafkan saya telah menganggu waktunya."

"Tidak apa-apa, Khun Wegath." Kata Dosen wali.

"Permisi." Vegas pun undur diri.

Walaupun Universitas tidak sepenuhnya bertanggung jawab akan kehidupan mahasiswa mereka. Tapi kali untuk Paris sangatlah berbeda. Sebab Paris seorang anak Autistik yang baru saja mengalami pelecehan seksual.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang