Chapter 60

173 18 12
                                    

"Kita lebih sering menderita dalam imajinasi daripada kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita lebih sering menderita dalam imajinasi daripada kenyataan."
— Jun Marut Ghoummeddin









•••










"Maaf, tapi Paris harus pulang." Kata Paris bersungguh-sungguh.

"Nanti kita akan pulang." Jawab Jun sambil menahan Paris untuk tidak pergi. "Jadi, bagaimana jawaban dari pertanyaan cinta tempo hari?"

Paris terdiam sejenak. "Aku sudah punya pacar."

"Aku tahu." Jemari kekar milik Jun pun membelai lembut surai dan pipi milik pria manis di hadapannya itu.

"Pacarnya Paris juga seorang petarung yang handal." Ujar Paris dan dirinya mulai risih. "Baron, dia akan memukulmu."

"Dia tidak akan datang."

Jun segera mencium bibir ramun milik Paris dengan begitu lembut. Kali ini Paris benar-benar tidak terbiasa. Seketika dirinya menjauhkan wajahnya. Hal itu berbeda dengan ciuman pertama Paris dan Baron. Sebab dulu Paris yang meminta, tapi kali ini Jun yang memaksa.

"Euhm..." Desah Paris ketika Jun mencium dirinya.

Sedangkan, Vegas yang sibuk mencari anak kesayangan. Dirinya pun melihat sebuah mobil Audi milik Jun yang terparkir di pinggir jalan. Pria kejam itu pun memutuskan menghentikan mobil Jeepnya dan segera melihat kearah gang yang tak jauh dari mobil itu terletak.

Paris terlihat terkejut ketika mendapati sang Ayah yang terlihat naik pitam melihat dirinya ciuman. Pertama kalinya Paris melihat Ayahnya semenakutkan itu.

"Apa yang kali berdua lakukan disini?" Tanya Vegas dingin dan menatap adegan dimana dirinya tidak ingin lihat.

"Kami tidak melakukan apapun. Anda hanya salah paham." Elak Jun.

Kaki jenjang milik Vegas pun berjalan kearah putra kecilnya. Seketika Paris bersembunyi di balik punggung kekar sang Ayah.

"Bangsat! Bisa-bisanya kau mencium anakku?" Maki Vegas dan mencengkram kerah jas milik Jun.

"Maafkan saya." Jun mengaku salah.

"Bila kau memang memperkenalkan diri sebagai seorang pengacara. Tunjukkan rasa sopan santun sebelum kau menyesali perbuatanmu." Bisik Vegas tepat di telinga Jun dengan tajam.

"Maafkan saya. Bahkan kali ini saya benar-benar bersalah." Jawab Jun pada Pemimpin keluarga Minor.

Iris matanya pun melihat Paris memasukkan mobil bersama dengan Ayahnya. Kali ini rencana Jun benar-benar gagal total.

Sementara itu, sesampainya di kediaman Minor. Vegas tengah memarahi Paris yang telah teledor dan membuat dirinya panik. Nang Minor juga tidak mengerti ketika melihat suaminya tiba-tiba marah. Bahkan Paris menangis karena terkejut.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang