Chapter 62

165 21 16
                                    

"Kenapa ayah lebih keras dengan anak kesayangannya perihal pacaran dari pada ibu? karena ibu tau apa itu cinta sedangkan ayah tau apa itu pria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa ayah lebih keras dengan anak kesayangannya perihal pacaran dari pada ibu? karena ibu tau apa itu cinta sedangkan ayah tau apa itu pria."
Vegas Kornwit Treerapanyakun









•••









"Eugh... Ah.. Ah... Ugh.."

"Arghh!! Aku menyukainya." Erang Jun.

"Ahh... A-ah..."

Tubuh Paris sekarang menungging karena perintah dari Jun. Punggung mulusnya milik Paris sangat lembut dan bergesekan langsung dengan perut berotot milik Jun.

"Eughh... S-sudahh!"

"Ah... Aah... Hikss... P-phi Junhh...!!"

Kedua paha milik Paris otomatis tertutup. Sebab dirinya ingin cum ketika Jun masih menghujam dirinya. Tak berselang lama sperma milik Jun pun muncrat.

Hal itu membuat tubuh Paris menegang ketika lahar panas itu memasuki holenya. Perut bawahnya terasa begitu hangat sampai menyentuh rahimnya. Penis mungil Paris sedikit mengeluarkan lendir putih bercampur air kencing.

"Ahh... Paris pipis lagi.."

"Tidak apa-apa. Sebab ranjangnya sudah sangat kacau." Jawab Jun dengan begitu tenang.

"Hikss... Hiks... Paris tidak ingin menjadi Ibunya Phi Jun. Tubuh Paris sakit ketika di masuki benda tadi." Isak Paris pada pria dewasa di hadapannya itu.

Jemari kekar milik Jun segera mengusap air mata si manis. "Sudah. Jangan menangis lagi."

Pria bajingan itu pun melihat kearah kasur dan terdapat bercak darah. Sudah pasti bila kesucian Paris telah hancur karena dirinya. Namun boleh diakui bila tubuh Paris memanglah moleh nan indah.

"Hiks... Lubang Paris sangat sakit.. Hiks... Huwaa..." Tangis Paris merasakan perih di tubuh bagian belakangnya.

"Nanti Phi Jun akan obati." Bujuk Jun lembut.

Lalu keduanya pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Paris terlihat lemas di gendongan Jun. Dengan hati-hati pengacara itu pun segera membawa tubuh Paris untuk memasuki bathtub.

Mereka berendam air segar dengan sabun mandi yang harum. Sesekali Jun membantu Paris untuk membersihkan diri. Paris sesekali mendesah ketika Jun melecehkan area privasinya. Lalu jemari lentik Paris pun menahan Jun untuk menyentuh dirinya.

"Phi, Tunggu dulu?"

"Ada apa?"

Paris pun menjauh. "Aku ingin pulang."

Setelah selesai mandi bersama. Paris segera keluar dari dalam kamar mandi dengan menahan sakit di selangkangannya.

"Mau Phi Jun berikan salep?" Tawar Jun.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang