Chapter 66

180 25 26
                                    

"Penyesalan terbesar seorang Ayah, ketika melihat kesayangannya harus terluka dan menderita di depan matanya tanpa berbuat apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Penyesalan terbesar seorang Ayah, ketika melihat kesayangannya harus terluka dan menderita di depan matanya tanpa berbuat apa-apa."
— Vegas Kornwit Treerapanyakun












•••












Wristband menyempatkan waktunya untuk pulang dan memboyong Beanie ke Mansion Main. Bahkan sekarang ini situasinya sedang tidak baik-baik saja. Sebab Ayah dan Ibunya sedang terjebak di dalam sebuah perang dingin.

"Kamu mau menemui Mama langsung?" Tanya Beanie yang sibuk menyusui Wadley.

"Iya. Sebab situasi sedang tidak baik-baik saja sekarang." Kata Wristband sambil melihat kearah Princess kecilnya.

"Baiklah bila seperti itu." Jawab Beanie dan melihat suaminya berlalu.

Sementara itu tepat di lantai dua kediaman Main. Tidak senjata Wristband berjumpa dengan Phoenix yang baru saja bermain basket dengan Valence pagi ini.

"Hia, kapan baru sampai?" Tanya Phoenix pada sang kakak.

"Baru saja." Jawab Wristband yang terlihat santai dengan pakaian casualnya. "Lebih baik kau segera membersihkan diri dan melakukan apapun yang produktif."

"Aku mengerti." Jawab Phoenix dan pergi menuju kearah kamarnya.

"Dasar anak ini." Monolog Wristband ketika melihat adiknya berlalu.

Kemudian, tepat di kamar utama di Keluarga Main. Terlihat Nang Main yang duduk menyendiri di dalam kamar sambil melihat pemandangan dari arah jendela. Lalu dia menoleh dirinya kearah pintu ketika melihat kehadiran putra sulungnya.

"Apakah kamu baru datang, Nak?" Tanya Nang Main pada putranya.

"Iya. Bahkan aku juga membawa Wadley." Kata Wristband sambil mendekati sang Ibu yang bersedih.

Pria berbadan bongsor itu pun segera berjongkok di hadapan sang Ibu.

"Maaf bila Mama jarang mengunjungimu." Kata Porsche.

"Tidak apa-apa." Jawab Wristband sambil menyentuh kedua tangan sang Ibu. "Apakah Mama sehat-sehat?"

Nang Main pun segera mengeleng pelan. "Tidak. Sebab Papamu mulai banyak berbohong dan Mama sudah tidak kuat."

"Ma, semua akan di perbaiki dengan saling bicara." Kata Wristband lembut. "Apakah Mama tidak kasihan dengan Phoenix?"

Porsche pun mengangguk. "Benar. Bahkan Phoenix masih terlalu muda."

Tak berselang lama, Kinn pun memasuki kamar dan melihat kehadiran putra sulungnya. Wristband pun memilih pergi dan memberikan ruang untuk kedua orang tuanya. Bahkan Porsche dengan berani melepaskan cincin pernikahannya di hadapan Kinn.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang