Chapter 26

277 25 56
                                    

"Burung sudah terpanggang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Burung sudah terpanggang. Okay, Sayang. Hanya ada aku dan kamu."
— Venice Kornwit Treerapanyakun









•••










Porschay tahu bila anaknya tengah kecewa pada dirinya. Kali ini pria cantik itu pergi ke Bangkok dan singgah di apartemen milik Jinnie. Bahkan Porschay masih ingat dengan kata sandi di pintu apartemen milik sang anak. Kaki jenjang milik Porschay melangkah memasuki apartemen yang terlihat rapi.

Pria cantik itu pun pergi ke dapur untuk melihat bahan makanan. Iris mata Porschay terlihat sedih ketika hanya melihat botol air mineral dan telur yang berada di dalam lemari es. Tidak ada namanya sayuran ataupun buah-buahan yang berada di dalam kulkas. Semuanya terlihat begitu bersih seperti baru dan tampak lama sudah tidak di isi.

Begitu Porschay memasukkan bahan makanan ke dalam lemari es. Terlihat Jinnie yang baru saja menuruni tangga apartemennya. Kali ini sepasang Ibu dan anak itu hanya terdiam.

"Mami, datang untuk mengisi kulkasmu yang kosong. Nanti ketika sudah selesai mengisi. Mami akan pulang." Ucap Porschay pada sang anak.

"Kenapa tidak tinggal." Seru Jinnie ketika melihat Ibunya di dapur.

"Sebab Mami takut membuat Jinnie bersedih lagi." Jawab Porschay pada putranya dengan rasa bersalah.

"Jangan bilang seperti itu?" Ucap Jinnie dan mendekati Ibunya.

Sepasang Ibu dan anak itu pun berpelukan bahkan seketika Jinnie melupakan apa yang dirinya lihat. Bahkan Jinnie juga tidaklah bodoh bila Ibunya juga mencintai Paman kesayangannya.

"Mau Mami buatkan sarapan?" Ujar Porschay pada sang buah hati yang terlihat lebih kurus.

"Iya, Mami." Jawab Jinnie lembut.

Mereka berdua pun membuat Saparan bersama. Tidak lupa juga Porschay mengajari anaknya untuk memasak. Agar nanti bila Jinnie menikah tidak akan kaget bila memasak untuk suaminya kelak.

Sementara itu, Pete sedikit menjaga jarak ketika dirinya turun dari mobil untuk pergi ke dalam Jet pribadi. Bahkan pagi ini Vegas dan Pete memutuskan kembali ke Bangkok. Sebab semalam ada keributan dan Vegas menyerahkan tugas ke Nop untuk sementara waktu. Sekarang giliran Peter untuk bertugas mengawal Khun dan Nang Minor kembali ke Bangkok.

"Ketika di rumah bersikaplah seperti biasa saja." Tukas Vegas sambil melihat kearah Nang Minor.

Iris mata Pete melihat kearah Vegas dengan dingin. "Dan jangan menyentuh diriku."

Setiap kali keinginan Pete tidak tercapai membuat kebiasaan mengencam itu kembali. Mungkin kali ini Venice akan menjadi orang kedua yang akan di pusingkan akan keinginan Ibunya. Sikap Pete yang memanjakan Valence membuatnya menjadi Ibu yang cukup agresif.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang