Chapter 23

364 19 56
                                    

"Kenapa di kehidupan yang cuma satu kali ini saja, aku tidak bisa bersama dengan dia?"— Valence Kornwit Treerapanyakun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa di kehidupan yang cuma satu kali ini saja, aku tidak bisa bersama dengan dia?"
— Valence Kornwit Treerapanyakun









•••










Paris, Prancis.

Malam itu lampu hotel sedikit remang-remang. Bahkan di luar sedang hujan deras. Beanie sudah melepaskan semua gaunnya. Sedangkan, Wristband juga sama-sama telanjang. Pakaian mereka tergeletak di lantai. Beanie mengocok penisnya yang tengah menegang.

"Huu... Mmph..." Pria cantik itu tengah menggulum penis prianya. "Hngh..."

"Beanie kenapa kau bisa sebinal ini? Kali ini aku beru saja melihatnya." Ucap Wristband.

"Mmph... Ngh... Mmh..." Beanie tanpa jijik mengulum penis besar milik Wristband yang besar seperti penis kuda.

Kali ini Wristband juga bingung kenapa yang menyebabkan istrinya seperti ini. "Hei, apa yang menyebabkan dirimu seperti ini?"

"Berikan aku penismu untuk memasuki diriku?" Ucap Beanie dan penis prianya berada di pipinya. "Penismu sangat besar."

Wristband pun bersmirk dan mengangkat kaki kanannya untuk melingkar di leher Beanie. Serta memaksa Beanie untuk melahap penis besar itu dengan paksa. Kali ini Beanie mengulum penis itu selama 15 menitan. Hingga akhirnya sperma Wristband muncrat.

"Nang Beanie, lebih baik kau telan sperma itu bila kau ingin lebih?" Tukar Wristband.

Beanie pun menelannya. "Euhm... Se-sekarang... setubuhi aku seperti seorang jalang."

Tepat pada pukul 11.30 malam waktu Prancis. Kamar hotel itu terdengar suara rintihan dan erangan. Tubuh mungil Beanie menungging di atas kasur.

"Hngh...!!" Desah Beanie seksi.

"Apakah kau baru saja orgames lagi?" Tanya Wristband.

"Hngh... Haa.. Ah!" Pria cantik itu mendesah keenakan. "Hngh.. Ahh!"

Tumbukan penis itu semakin cepat dan membuat tubuh Beanie melemas. Namun efek obat perangsang ini sangatlah kuat.

"Da-ddy, Daddy tunggu..." Beanie menegakkan tubuhnya. "Ayo istirahat sebentar."

"Istirahat. Tentu saja." Jawab Wristband dan memposisikan Beanie berbaring di atasnya dengan penis yang keluar masuk.

"Haa... Ahh!" Desah Beanie ketika dadanya di remas. "Ungh... Hngh..!"

"Hnnngh... Aku takut hamil." Ucap Beanie di sela desahannya. "Ngh! Da-daddy aku ingin cum."

"Aku baru saja melakukannya." Jawab Wristband.

"Aku ingin pergi ke kamar mandi." Ucap Beanie menangis. "A-aku ingin pipis."

Beanie bersikap layaknya jalang yang kotor. Bahkan kasur king size itu basah karena cairan Beanie.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang