Chapter 37

229 25 72
                                    

"Maafkan aku karena tidak bisa seperti ayah teman-temanmu, tapi aku berjanji untuk memberimu segala yang terbaik yang bisa aku berikan untuk menebus semua kesalahanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku karena tidak bisa seperti ayah teman-temanmu, tapi aku berjanji untuk memberimu segala yang terbaik yang bisa aku berikan untuk menebus semua kesalahanku."
— Kim Kimhant Theerapanyakun











•••












Hampir 2 hari yang lalu Porschay pergi bersama dengan Macau di villa keluarga Minor. Kali ini pria cantik itu singgah di kediaman Main atas permintaan Nang Main. Iris mata Porschay memandang kearah pemandangan taman dari jendela balkon kamar yang dirinya tempati.

Entahlah, perut Porschay terasa lapar kali ini. Biasanya pria cantik itu selalu makan sedikit lebih siang. Pagi-pagi sekali pria cantik itu pun ingin membuat steak.

"Chay, apa kau ingin memasak?" Tanya Porsche yang baru saja turun dari tangga.

"Iya. Sebab aku merasa lapar, Phi Porsche." Jawab Porschay lembut.

"Baiklah. Aku akan membantu dirimu." Bujuk Nang Main yang mengambil beberapa bahan-bahan untuk membuat steak.

Kali ini Nang Main juga ingin membuat roti panggang untuk Phoenix yang sedang sakit. Akhir-akhir ini Porsche juga merasakan perihatin dengan kesehatan Phoenix. Namun kata Top ini hanya faktor kelelahan.

Porschay pun mengambil sebuah daging steak yang berada di kemasan. Di dalam kemasan itu terdapat sebuah pelapis kain untuk menyerap darah. Pria cantik itu pun segera memejamkan matanya dan membuang pelapis kain itu. Dengan segera pria cantik itu segera menaruh daging di atas pengorengan dengan di beri butter, bawang putih, dan daun rosemary.

"Apakah Phoenix masih sakit?" Tanya Porschay pada sang kakak.

"Ya, tubuhnya masih panas." Jawab Porsche.

Tak berselang lama, steak buatan Porschay pun telah matang. Tidak lupa juga Porsche juga mengambil sebuah pisau dan garpu. Sebab dirinya juga ingin merasakan masakan dari sang adik.

Nang Main memakan steak buatan Porschay dengan sangat bangga. Lalu kali ini Porschay berusaha memotong daging steak dengan tingkah kematangan rare.

"Rasanya enak?" Tanya Porschay.

"Ya, ini pas bumbu. Tapi akan lebih baik bila sedikit di matangkan menjadi medium rare." Usul Porsche.

Pria cantik itu pun mencoba menguapkan daging itu ke dalam mulutnya. Tiba-tiba saja Porschay mual ketika merasakan dagingnya belum matang. Di tambah dengan cairan sedikit merah di atas piring.

"Eugh... Uhm.." Porschay segera menutup mulutnya dan berlari ke dalam toilet.

Porsche pun merasa sangat khawatir dan mendekati sang adik. "Chay, apa kau baik-baik saja?" Tanya pada sang adik.

Di dalam toilet kali ini Porschay mual-mual dan memuntahkan saliva yang terasa sangat pahit. Serta tubuh Porschay terasa lemas ketika memuntahkan saliva. Bahkan dirinya ingat bila akhir-akhir ini sering berhubungan intim dengan Macau.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang