Chapter 15

272 26 22
                                    

"Keluarga adalah segalanyabagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keluarga adalah segalanya
bagiku."
— Paris Kornwit Treerapanyakun









•••










Ketika Pete memiliki banyak waktu. Kali ini dirinya menyempatkan diri membawa kedua anaknya pergi ke galeri KAWS milik Brian Donelly, seorang seniman asal Amerika Serikat.

Paris sedari tadi memegang tali jaket milik kembarannya. Lalu Valence pun melepaskan Beanie hat warna kuningnya untuk di pakai oleh Paris. Kali ini Paris seperti kepompong dengan jaket dan masker hitamnya. Bahkan Valence juga memakai masker untuk melindungi diri dari media. Sebab anak konglomerat di kalangan old money akan menjadi buruan media dunia.

Nang Minor berjalan bertiga dengan anak-anaknya. Bahkan dia tidak mengizinkan Peter untuk mengawalnya. Sebab pria cantik itu ingin anak kembarnya mendapatkan privasi.

"Pergi mainnya jangan jauh-jauh dan bawa adiknya dengan benar?" Ingat Nang Minor pada Valence yang mengandeng tangan Paris dengan sangatlah aman tapi sedikit posesif. Parahnya lagi Valence menatap tajam orang-orang yang menganggap Paris aneh.

"Iya, aku ingin melihat pajangan boneka KAWS di sebelah barat." Ucap Valence.

"Baiklah. Mommy, tunggu disini untuk melihat lukisan lainnya." Jawab Pete pada buah hatinya.

Valence pun membawa kembarannya untuk berkeliling galeri seni. Kali ini dirinya tidak mengerti mengapa Ibunya selalu membawa catatan ketika berada di galeri seni. Bahkan Paris juga melakukan hal yang sama sambil mengeluarkan buku catatan berwarna biru laut.

"Paris, mau duduk dan menulis sebentar di kursi panjang?" Tawar Valence pada kembarannya.

Paris hanya mengangguk pelan. "Iya, sebab Paris ingin mengingat lukisan KAWS yang itu."

"Ohh... Yang ramai-ramai bersama dengan KAWS lainnya."

"Iya."

Remaja tampan itu pun menunggu kembarannya untuk menulis sesuatu di buku catatan. Bahkan dia sudah tahu sejak awal bila Paris tidak mengerti namanya sebuah ekspresi wajah. Kadang kala reaksi Paris pada sesuatu akan terlihat datar.

Setelah selesai mencatat sesuatu di dalam buku. Paris pun meraih kresek plastik yang di pegang oleh Valence berisi 2 box mochi set karakter.

"Paris..." Valence terkejut ketika kembarannya membawa 2 set mochi itu dari tangannya. "Biarkan Phi Val yang membawa mochi karakternya dan kamu bisa jalan-jalan sambil lari-lari. Nanti tanganmu akan sakit."

"Paris, hanya ingin membantu Phi Val dan tidak terlalu berat menjaga Paris." Jawab Paris lembut.

"Baiklah. Bila terasa berat berikan pada Phi Val?"

"Iya."

Bocah cantik itu pun pergi ke lukisan dimana boneka KAWS tenggelam dalam lumpur dan hanya tersisa tangannya. Lalu Paris pun berjongkok untuk melihat deretan boneka KAWS dari berbagai karakter.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang