Chapter 40

294 26 138
                                    

"Hati Ayahmu tidak akan pernah kamu temukan pada hati laki-laki manapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati Ayahmu tidak akan pernah kamu temukan pada hati laki-laki manapun."
— Vegas Kornwit Treerapanyakun










•••











Dulu sewaktu masih kanak-kanak. Kim sangatlah dekat dengan Tankhun. Namun seiring berjalannya waktu membuat dirinya semakin menjaga jarak. Bahkan saat ini pria dingin itu memutuskan untuk pergi membeli buket bunga Poeny.

Kelompok bunga Poeny itu terlihat seperti buah persik. Lalu pegawai toko bunga pun segera merangkai buket itu dengan apik.

"Jadi, berapa semuanya?" Tanya Kim pada sang pegawai toko.

"200 bath." Jawab sang pegawai toko ramah.

Setelah selesai membeli buket bunga Poeny warna merah. Pria dingin itu memutuskan membawa mobilnya menuju ke alamat rumah kakak pertamanya.

Sementara itu, Tankhun sedang mencuci peralatan dapur. Bahkan iris matanya botol minum Paul yang tertinggal di meja makan.

"Astaga, anak ini selalu lupa seperti Ayahnya." Gerutu Tankhun dan mengambil botol minum itu.

Ketika Tankhun ingin mengemas botol minum itu pada tempatnya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Hal itu membuat pria cantik itu mengira bila itu adalah putra tunggalnya.

Tett!! Tett!!!

Kaki jenjang milik pria cantik itu pun melangkah kearah lampu bel di dekat pintu kayu. Lalu Tankhun memutuskan keluar dan berjalan menuju kearah gerbang. Bahkan di mansion itu sama sekali tidak di lengkapi oleh pengajaan. Dengan lembut Tankhun membuat pintu kecil di gerbang kayu di rumahnya.

"Phi Tankhun?" Sapa Kim pada kakak tertuanya.

"Kau?" Tankhun seketika canggung.

Pria cantik itu itu pun segera memberikan jalan untuk Kim masuk. Sekarang ini mereka duduk di ruang tengah. Lalu Kim memberikan buket bunga Poeny kesukaan Tankhun. Sebab bunga itu sangat glamour dan elegan.

Tankhun menyuguhkan teh bunga Rosella merah pada adik kecilnya. Hal itu membuat Kim tersenyum kearah sang kakak.

"Terima kasih, untuk teh Rosellanya. Aku sangat suka." Ucapan Kim terkesan lembut dan mengingatkan Tankhun pada masa kecil.

"Iya, minumlah." Bujuk Tankhun pada sang adik. "Lalu, kapan kamu keluar dari lapas? Bahkan Phi minta maaf tidak bisa datang untuk menjengukmu." Tankhun merasa bersalah.

"Tidak apa-apa." Jawab Kim sangatlah dewasa. "Kali ini aku sangat senang bila Phi telah bahagia dengan Dokter Top. Lucunya lagi anakmu sangat mirip denganmu."

"Benar. Tapi wataknya sangat mirip dengan Ayahnya." Ujar Tankhun santai.

Pria dingin itu melihat bila Kakaknya menjadi pribadi yang lebih anggun setelah menikah. Lalu iris mata Kim melihat kearah foto Paul yang berpose dengan Ayah dan Ibunya di New York.

06. WHY Seasons 6 | A Whale Frequency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang