2. Sisi lain

4.7K 222 4
                                    

00.15

Shailen baru saja menutup kedai biasanya dia akan close order jam 10 malam dan pulang jam 11 namun ketika hari sabtu dan minggu kedai biasanya ramai dia akan tutup ketika kedai kopi nya mulai sepi.

"akhirnya...."
"capek banget rasanya."
"pingin tutup sehari tapi sayang penghasilannya." Shailen ngedumel sendirian.

Jarak kedai dengan condo nya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 300m. Dia selalu pulang berjalan kaki atau bersepeda.

sesampainya di condo Shailen segera membersihkan diri, keluar dari kamar mandi mengeringkan rambutnya yang basah.

"huuuuuhh" menghela nafas kasar.
"yang panas pikiran, yang di guyur badan." ucapnya terkekeh sendiri.

Seperti biasa, setelah mandi malamnya Shailen akan makan, dia sering telat makan karna sibuk mengurus kedainya sendirian.

••••

POV JAVEED

Seorang pria muda duduk di ruang kerjanya menyilangkan kedua kaki lebar nya, jari tangannya bermain spinning pen dengan pikiran berkeliaran.

"baru kali ini aku di anggap pengemis." ucapnya sendirian.

"sial." terkekeh pelan membayangkan kejadian tadi siang.
"penjual kopi yang menarik." menyandarkan badan memejamkan matanya dengan tetap bermain spinning pen.

tok tok tok

Javeed berjalan menuju pintu.

"hei." ucapnya dengan raut bahagia.

"ah Asya tidak bisa tidur lagi?" bocah cantik itu mengangguk

"suster?"

"sus sudah tidur." jawab Asya lalu diam sejenak.

"abang abang." Javeed menatap adik kesayangannya penuh perhatian.

"Asya gak mau pakai sus."

"kenapa?"
"sus nakal?"

"tidak." ucapnya menggelengkan kepala.

"Asya sudah besar, sudah bisa makan sendiri." Javeed terkekeh dengan jawaban polos adiknya.

"tapi Asya butuh orang dewasa untuk menjaga Asya." Asya menggeleng kuat.
"pokoknya Asya gak mau." memasang wajah ngambek lucu.

Javeed mengacak rambut adiknya gemas.

"Asya lain kali jangan ke lantai atas ya."
"kalau perlu sama abang telpon atau kirim pesan."
"sudah bisa kirim pesan sendiri kan?" ucapnya penuh kelembutan dan Asya mengangguk.

"tapi kenapa?" tanya gadis kecil itu penasaran.

"di sini bahaya, banyak barang abang untuk bekerja." mengangguk polos.

"baiklah."
"mari kita tidur." menggendong Asya untuk pergi ke kamarnya.

•••

POV SHAILEN

(Keesokan harinya)

10.00

Kembali ke rutinitas biasanya berkutat dengan mesin dan aroma kopi mungkin orang lain akan bosan tapi tidak bagi seseorang yang sangat menyukai aroma kopi ini, menenangkan katanya.

Setelah mengelap semua area kedai nya yang tidak besar, suara lonceng yang berada di atas pintu berbunyi menandakan ada seseorang yang masuk

"selamat pagi." ucapnya membalikkan badan ke arah pintu saat tau siapa sosok disana Shailen meng "hadeh" melempar kain lap yang dia pegang.

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang