11. Tertangkap

2.3K 161 2
                                    

(Hari Eksekusi)

"yakin Chai?" tanya Phoenix kepada sahabatnya yang sedang sibuk mengotak-atik data sebelum berangkat.

"apa sih yang lu khawatirin Pin?"

"rumor yang nyebar siapapun yang nyusup kesana pasti ketangkep."
"dan berakhir tinggal nama." Shailen diam.

"lu ngerti gak Pin."
"kadang pikiran itu yang sering gw pingin lakuin."
"dan sekarang waktu itu akhirnya tiba." ucap Shailen datar tersirat keputusasaan.

"Chaiiii...!!!" protes Fin tidak terima dan Shailen hanya terkekeh menanggapinya.

"jangan khawatirin gw." Shailen menoleh ke Fin dan tersenyum.

"Pin nanti kalo sampe jam 12 gw gak ada kabar tinggalin aja ya."

"maksud lu apa?!." Phoenix sedikit meninggikan suaranya.

"gw yakin di dalem ada penyadap jaringan."
"kita gak bakal bisa komunikasi."
"tapi tetap upayain pantau gw." Phoenix mengangguk pasrah.

"yuk berangkat."

~~

Chai mengemudi mobil Phoenix dengan kecepatan sedang menuju tempat yang sudah mereka janjikan untuk bertemu ketika misi berhasil.

"semangat Chai." Shailen mengangguk lalu meninggalkan Phoenix.

Laki-laki tampan dengan setelan formal jutaan dollarnya berjalan dengan kepercayaan diri yang tinggi menuju pintu masuk sebuah Casino nomor satu di kota tersebut. Dua pengawal di kanan kiri pintu utama menyambutnya dengan hormat. Dia masuk dengan mudah di salah satu wilayah milik Dark Blood karna area depan adalah hanya Casino untuk umum dan tidak butuh akses khusus jika ingin masuk.

Shailen diam berdiri di tengah jalan dengan mata liarnya yang menelusuri setiap meja Casino yang berisikan pengusaha-pengusaha sukses yang bingung cara menghabiskan uang mereka. Shailen menemukan satu meja yang berisi 4 orang. Melangkahkan kaki jenjangnya menghampiri mereka yang menurutnya memiliki informasi berguna.

"permisi."
"boleh saya bergabung?" ucap Shailen sedikit menyondongkan badan di sebelah pria tua.
Pria tua tersebut melirik sebentar ke arah sumber suara.

"silahkan."
"kau orang baru?" tanya nya tanpa menoleh.
"aku baru kali ini melihatmu" lanjut pria tua tersebut mengalihkan sepenuhnya pandangan ke arah Shailen dan dia mengangguk, pria itu kembali fokus dengan kartu-kartu di tangannya.

"kau dari keluarga mana?"

"Baxter." lawan bicaranya seketika menoleh kembali dan menganggukkan kepala.

"cucu tunggal keluarga Baxter?" tanya pria tua itu sekali lagi untuk meyakinkan takut-takut jika dia salah dengar dan Shailen mengangguk tersenyum.

Marga Baxter berasal dari nama belakang kakek Shailen. Ayahnya bangkrut namun kejayaan orangtua ayahnya masih berdiri kokoh. Mereka putus hubungan karna Shailen dan orangtuanya memilih menghilang setelah bangkrut.

~

Permainan sudah berjalan tiga putaran dan Shailen telah memenangkannya dua kali. Dia melihat jam tangan yang bertengger nyaman di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 10.20

"kau tidak ikut lelang?" Shailen bertanya pada orang di sebelahnya.

"kau tau tentang itu?" pria tua itu sedikit terkejut dan Shailen mengangguk.

"nanti jam 11, ini belum di mulai." lanjutnya
"ingin kesana bersama?" tanya pria itu.

"dengan senang hati."
"dimana pintu masuknya?"
"aku baru pertama kali kemari."

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang