15. Pengakuan

2.5K 177 3
                                    

2 minggu kemudian.

Sejak penyataan tidak langsung dari Javeed dua minggu yang lalu kini dia jarang terlihat di kediamannya.
Dia akan pulang larut malam untuk menghindari Shailen sedangkan Shailen sehari-hari hanya menghabiskan waktu bermain dengan Asya seperti saat ini mereka sedang bermain sepeda di halaman depan.

"Kakak... Asya udah bisa sendiri." triaknya antusias.

Gadis kecil tersebut terlihat sangat senang karna kakaknya tidak mengizinkannya bermain sepeda. Hal-hal yang menurut Javeed berbahaya dan beresiko melukai adik tersayangnya selalu dia jauhkan.

"hati-hati."

sangking senangnya Asya mengayuh sepedanya terlalu kencang saat ingin berbelok Asya tidak memperhitungkannya dan akhirnya jatuh.

"Asya..!!"

Shailen panik menghampiri bocah cantik itu, bukannya menangis dia malah tertawa.

"kakak."
"Asya berhasil berusaha sampai jatuh."
"kata abang kalau kita mau sesuatu teruslah berusaha meskipun terjatuh, maka nanti akan merasakan indahnya hasilnya." Asya mengoceh di tengah kepanikan Shailen dan membuat Shailen terkekeh.

Shailen membawa Asya duduk di meja bundar tepat di tengah taman depan mendudukkannya meminta pelayan yang mengikuti mereka mengambilkan kotak P3K lalu mengobati luka di lututnya dengan telaten dan hati-hati.

"sudah." ucapnya sembari tersenyum di depan bocah cantik itu.
"sakit ya?"

"tidak kok."

Dua orang itu masuk kedalam rumah karna hari sudah semakin sore.

•••

Jam menunjukkan pukul 8 malam dan Javeed memutuskan pulang merasa lelah karna beberapa hari ini dia lembur di kantornya.
Ketika masuk rumah biasanya dia akan di sambut dengan gadis kecil yang berlari ke arahnya namun kali ini berbeda dia di sambut gadis kecil dengan berjalan pincang membuat Javeed berlari menghampiri adiknya.

"Asya kenapa ini?" tanya Javeed khawatir.

"jatuh." jawabnya polos.

"kenapa bisa jatuh hmm?" berusaha tenang menyembunyikan kepanikan membolak-balikkan badan adiknya.

"naik sepeda sama kak Chai."

"sepeda??" Javeed melotot.

"iya sepeda "
"tapi seru kok bang."

"yauda yuk abang gendong ke kamar."

Setelah mengantar Asya ke kamar, Javeed menuju kamar Shailen dengan perasaan kesal.

tok tok tok

(Tidak ada jawaban.)

tok tok tok

Karna tak kunjung di buka, Javeed yang merasa lelah sekaligus kesal membuka pintu lalu masuk begitu saja.

"aaaaaaa!!!!"

Baru saja di ambang pintu Javeed berteriak kaget melihat Shailen berdiri, diam menghadap pintu menggunakan masker putih dengan motif seperti karakter Jeng kellin.

"kau ini apa?"

sangking kagetnya, javeed sampai membolak-balikkan kata-katanya.

"aku manusia lah, kau pikir aku apa?" sewot Shailen.

"wajahmu??." Javeed menunjuk Shailen.

" tampan." berjalan menuju Javeed.

"keluarlah" Shailen mendorong Javeed agar tidak berdiri menghalangi pintu.

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang