Sudah 4 hari sejak penawaran itu Chai belum juga memutuskan. Dia benar-benar lelah mengerjakan pekerjaan sampingan tersebut namun kali ini keadaannya sangat mendesak.
"woi Chai penuh tuh gelas lu."
Chai yang tersadar buru-buru memindah gelasnya.
"kenapa sih lu?"
"gatau bingung gw." jawabnya yang masih sibuk mengelap bekas tumpahan airnya.
"kenapa?" tanya Phoenix yang merasa sahabatnya tidak beres karna tidak biasanya dia ceroboh seperti ini.
"bokap gw utang lagi." jawab Chai dengan malas.
"300jt" lanjutnya."haaa? gila kali bokap lu." Chai hanya mengedikkan bahu.
"nyiksa anaknya gak kira-kira anj."Shailen mengedikkan bahu menoleh ke arah Phoenix dan melanjutkan ucapannya.
"gw di tawarin buat lanjut kerjaan yang dulu."
"yaudah trima aja." Shailen menatap Phoenix penuh selidik.
"gw juga udah kangen, lama gak menguji adrenalin.""lu yakin?" Phoenix mengangguk.
"yauda ntar malem anterin gw kesana."
Sangking asiknya mengobrol mereka tidak sadar lonceng si atas pintu berbunyi yang menandakan ada orang masuk ke kedai.
"mau kemana?" Chai dan Phoenix menoleh ke arah suara.
"oh ini mau reuni sama temen kampus." ucap Chai, Javeed menganggukkan kepala.
"untukmu." ucap Javeed menaruh box kecil berisi cake di meja barista, Phoenix menatap keduanya entah apa yang ada di pikirannya.
"trimakasih." Shailen memamerkan senyum manisnya.
Phoenix melihat bergantian cara interaksi dan ekspresi dua orang yang ada di depannya, merasa seperti ada sesuatu.
"bokap gw juga boss tapi kenapa gak bisa sesantai lu ya bang?" ucap Phoenix tiba-tiba.
"bokap lu butuh duit banyak buat ngidupin anak modelan kayak lu."
"jadi harus kerja lebih keras lagi." bukan Javeed yang menjawab, namun Shailen"your eyes." Shailen terkekeh.
"kopi?" Shailen beralih ke Javeed.
"tidak trimakasih."
"aku kesini hanya mengantarkan itu untukmu."
"tadi setelah meeting aku melihat cake itu dan langsung teringat denganmu"
"karna kau manis, jadi ku pikir kau suka makanan manis." Jelas Javeed yang mampu membuat Shailen tersenyum lebar."sekali lagi trimakasih." Javeed mengangguk
"aku permisi."
Shailen dan Phoenix mengikuti arah Javeed yang berlalu pergi kembali ke kantornya.
"kayaknya dia suka lu dah Chai." kembali berputar menghadap sahabatnya.
"gak usah sembarangan."
"mending lu makan nih pinggiran kardus cake nya.""mulut lu." Shailen terkekeh.
"gw doain keselek lu." ucap Phoenix memasang wajah pura-pura kesal.
"uhuk uhuk uhuk." Shailen pura-pura batuk setelah menyendokkan cake ke dalam mulutnya dan mereka tertawa.
•••
Malam ini 2 sahabat karib berada di sebuah markas yang beberapa tahun ini sering mereka kunjungi menelusuri lorong pajang dengan nuansa lampu temaram menuju pintu ber cat coklat dengan diarahkan seorang pengawal.
"permisi boss ada yang ingin bertemu." Joseph menganggukkan kepala.
Saat melihat siapa tamu yang di maksud wajah Joseph nampak sumringah.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER | JOONGDUNK
Romance[BELUM REVISI] Seorang Mafia berdarah dingin terkenal dengan sifat kejam tanpa ampun namun mempunyai sisi lembut hanya kepada adiknya. Jatuh cinta dengan pemilik kedai kopi karena pertemuan yang dia anggap menarik. 18🔞 BxB BxBshipper