35. Terungkap 1

4.7K 272 26
                                    

Javeed baru saja membuka mata dan langsung di sambut wajah tampan nan cantik milik kekasihnya membuatnya sangat bahagia.

"ternyata bukan mimpi." Javeed tersenyum mengeratkan pelukannya mengecup singkat kening Shailen.

"apa aku tampan?" ucap Shailen masih memejam memamerkan senyumnya membuat Javeed terkekeh gemas.

"kamu cantik." seketika mata Shailen terbuka ingin melakukan protes.

"aku sudah melakukan aksi keren tapi masih di bilang cantik." protes Shailen cemberut lucu.

"aksi apa?" selidik Javeed membuat Shailen menggeleng.

Javeed duduk menyandarkan dirinya ke kepala ranjang lalu menarik Shailen agar dia bisa memeluknya dari belakang.

"dari mana semalam hmm?""tengah malam kemari sendirian?""kemana Joss?" Shailen diam sejenak memikirkan jawaban yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dari mana semalam hmm?"
"tengah malam kemari sendirian?"
"kemana Joss?" Shailen diam sejenak memikirkan jawaban yang tepat.

"aku kabur." jawab Shailen santai.

"semudah itu?"

"apa susahnya?"
"menerobos mansionmu saja aku bisa kenapa tidak dengan mansion Joss?"

"ya ya yaa ku akui kucingku yang satu ini sedikit nakal." Shailen terkekeh.

"sayang." panggil Javeed.

"hmm" Shailen sedikit melirik ke atas melihat Javeed diam seperti ingin mengbicarakan sesuatu.
.
"katakan." ucap Shailen.

"maafkan aku."
"andai aku mendengarkan kemauanmu untuk tidak melakukan kekerasan lagi mungkin semua ini tidak ada terjadi."
"mungkin kamu juga tidak akan kehil___" ucapan Javeed terhenti saat Shailen tiba-tiba menggigit jari telunjuknya membuat Javeed meringis karna gigitannya cukup keras.

"diamlah dan dengarkan aku."

"berhentilah menyalahkan dirimu sendiri atas sesuatu yang terjadi."
"meskipun kamu berpikir ini semua karna kesalahanmu tapi tidak semuanya benar."
"kamu tidak bisa mencegah takdir yang terjadi."
"anggap saja kematian papa itu takdir yang dia pilih sendiri bukan karna kesalahanmu."

"jadi kamu memaafkanku?"
"tidak marah lagi?" tanya Javeed.

"kapan aku marah padamu?"

"entah.."
"aku merasa kepergianmu sejak awal karna aku berbuat kesalahan yang fatal sampai membuatmu marah dan pergi." Shailen diam memainkan jari Javeed di genggamannya.

"jujur saja awalnya aku memang kesal padamu."

"kenapa?" sela Javeed.

"waktu aku mengantar Asya teater sebenarnya aku bertemu Joss."
"dia bilang kamu menebus seorang wanita lalu menjadikannya simpanan bahkan Joss menelpon wanita itu dan dia mengiyakan."
"tapi sebenarnya bukan itu alasan utamaku pergi dari sini."

"sebentar-sebentar kamu bilang soal menebus wanita? apa maksudmu maria?" selidik Javeed dan Shailen mengangguk.

"dia hanya baby sitter Asya sedari bayi sayang."

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang