29. Adakah harapan? (21+)

4.1K 218 31
                                    

Javeed tengah duduk memeriksa beberapa dokumen mengenai perkembangan kantor cabangnya di tengah kegiatannya pintu ruangan di ketuk memperlihatkan orang kepercayaannya dengan raut wajah yang terlihat panik dan khawatir.

"Jav"
"ada hal yang perlu kau tau." ucap Fallen tergesa-gesa.

"duduk dulu bang." ucap Javeed tanpa mengalihkan perhatian di depan laptopnya.
"perihal apa?"

"Shailen." singkat Fallen mampu menghentikan kegiatan Javeed sebentar namun dia melanjutkannya kembali memilih diam tidak menanggapi.

"kamu tidak ingin tau tentang dia?"

"apa lagi yang harus Jav tau?"
"Jav menyerah bang."

Fallen membulatkan kedua matanya kaget mendengar ucapan Javeed. Dia meraih ponselnya mengetik sesuatu kemudian mendorong benda pipih di atas meja tersebut dari hadapannya ke arah Javeed.
Javeed menatap Fallen meminta penjelasan.

"baca." pungkas Fallen
"aku tau dari Pier saat dia masuk di web milik Devil."
Javeed membaca isi web tersebut setelah beberapa menit dia beralih pada Fallen.

"lalu?" ucap Javeed mengangkat satu alisnya.

"lalu katamu?"
"kau lihat foto siapa terpajang disana?" Fallen menunjuk ponsel yang berada di tangan Javeed.

"foto Chai." singkat Javeed.

"dan kau masih bertanya padaku?" ucap Fallen sedikit gemas.

"ya lalu apa yang harus ku lakukan?"
"dia berada disana berarti dia bersedia kan?"
Saat Fallen ingin membuka suara Javeed lebih dulu menyela.

"aku sudah memberinya kehidupan yang layak, makanan yang enak, dan kebutuhannya tercukupi tapi dia lebih memilih mengkhianatiku dan pergi."
"lalu apa yang harus aku lakukan dengan keputusan yang dia buat sendiri?" Fallen menggeleng tak habis pikir dengan Javeed.

"pecundang." cela Fallen.

"sikapmu menunjukkan kau tak bisa kehilangannya namun mulutmu penipu ulung."
"aku tak mengerti jalan pikirmu." Fallen pergi dan Javeed menatap kepergiannya dengan tatapan yang tak dapat di jelaskan.

•••
21.45

Paradise Bar

Pelelangan malam ini cukup istimewa dengan bintang utama yang cukup menarik dimana dia akan di jual kepada para milliarder-milliarder yang haus akan sesuatu yang memukau.

"anda yakin akan menjualnya?" tanya Garwyn kepada Bossnya.

"apa yang harus ku ragukan?"

"bukankah anda mencintainya?" Joseph terkekeh.

"utamakan uang baru cinta Garwyn." ucapnya ringan.

"untuk apa aku menahan orang yang menolakku jika dia bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar untukku?" Garwyn menunduk tak berani menatap Bossnya.

"mengapa kau mengatakan hal itu?"
"kau cemburu hmm?" Garwyn diam.

"kemarilah." Joseph merentangkan tangannya dan Garwyn menurut.

" Joseph merentangkan tangannya dan Garwyn menurut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang