9. Hampir

2.3K 148 3
                                    

Ponsel Shailen berbunyi menandakan ada pesan masuk dia meraih ponselnya membaca pesan yang membuatnya kurang senang.

"kalo gak terpaksa, gak bakal gw nglakuin hal melelahkan ini." keluhnya sendirian.

Setelah membaca pesan dari Boss mafia yang sering memberinya tugas Shailen menghubungi rekan sekaligus sahabatnya untuk bertemu membahas pekerjaan baru yang akan segera mereka jalankan.
Shailen memutuskan menutup kedai kopinya lebih awal membersihkan meja barista dan alat-alat yang digunakannya untuk bekerja seharian.

"kak udah close order ya?" ucap seorang pelanggan yang kepalanya menyembul di balik pintu dengan papan bertuliskan "CLOSE"

"iya kak, maaf ya." jawab Shailen dan orang tersebut pergi.

Belum lama lonceng di atas pintu kembali berbunyi.

"maaf ka___" ucapnya menggantung saat seorang pria yang dia kenal masuk.

"kenapa tutup lebih awal?" tanya pria tersebut yang ternyata adalah Javeed.

"ada kepentingan mendesak." Javeed hanya mengangguk.

"for you." ucap Javeed meletakkan 2 kotak souffle pancake di atas meja barista.

"trimakasih" Shailen tersenyum dengan mata berbinar.
"sengaja membuat pipiku membengkak?" goda Shailen dan javeed terkekeh.

"sepertinya ide yang bagus." lirih Javeed.

"kau mengatakan sesuatu?" Javeed menggeleng dia tidak ingin Shailen mengetahui apa yang barusan dia katakan, malu pikirnya.

"aku permisi pulang dulu."

"tidak ingin makan bersama?" 

Shailen menunjuk 2 box yang ada di depannya mencoba menawarkan kepada seseorang yang memberikannya.

"tidak."
"habiskan, aku membelikannya khusus untukmu." ucapan Javeed berhasil membuat pipi Shailen memanas, susah payah menahan senyum.

"aku permisi."
"sampai jumpa." Javeed melambaikan tangannya sebentar lalu membalikkan badan berjalan menuju pintu.

"hati-hati dalam perjalanan." mendengar itu Javeed berhenti, menengok ke arah Shailen untuk menganggukkan kepala dan pergi.

Shailen memandang kotak pancake itu dengan perasaan campur aduk yang tidak bisa di jelaskan senyum yang sedari tadi dia tahan kini lolos.
Dia segera mempercepat kegiatannya karna sahabatnya pasti sudah menunggu.

~~~

Shailen baru sampai Condo dan langsung di sambut Phoenix di depan pintunya dengan sorot mengharap sesuatu.
Dia paham betul apa yang di nanti sahabatnya tersebut. Shailen membuka tas nya untuk mengambil kunci Condo nya.

"ngapain muka lu kayak begitu?" ucap Shailen melirik sekilas ke arah Phoenix lalu mengalihkan pandangannya ke arah gagang pintu memasukkan kunci untuk membuka pintunya.
"kunci cadangan ada kenapa gak langsung masuk?" ucapnya tanpa menoleh.

"nggak, gw emang berencana menghadang moodbooster." Phoenix menampakkan wajah melas yang di buat-buat.

"khusus untukmu." Shailen menirukan nada Javeed berniat memperingati sahabatnya, Phoenix yang paham ucapan Shailen langsung mengubah ekspresinya.

"gw paham sih ini ngarahnya kemana." Shailen terkekeh meninggalkan Phoenix yang masih di luar.

"tapi Chai, lu suka gak sih sama dia?" tanya Phoenix berjalan masuk mengikuti Shailen.

"gw gak tau." Shailen menoleh sekilas lalu kembali fokus berjalann kedepan.
"tapi dia baik sih, sikapnya juga manis." Shailen menampilkan senyumnya cukup tipis.

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang