23. Menghilang

1.9K 114 1
                                    

1 Minggu kemudian.

Sudah seminggu Javeed mengerahkan anak buahnya namun hasilnya nihil, Shailen menghilang bak di telat bumi membuat Javeed geram.
Kini dia berada di penjara dalam, duduk menumpukan satu kakinya di atas paha yang lain mengamati satu orang penyusup yang sudah lumayan lama dia tahan sedang kesakitan akibat satu jarinya yang hilang.

"mengapa ekspresimu kurang menyenangkan?" ucap Javeed dingin.

"ah kau sangat tidak asik."

Javeed berdiri berlalu pergi meninggalkan pria tersebut, berhenti di ambang pintu.

"bereskan dia." ucapnya tanpa menoleh kepada penjaga penjara dalam berlalu pergi dengan langkah tegas yang menyeret aura hitam gelap menakutkan jiwa Javeed sang pria kejam yang sempat menghilang kini kembali lagi.

"maaf tuan."
"satu jam lagi nona Asya landing." ucap pak Kim kepada Javeed yang baru memasuki rumah.

"aku yang akan menjemputnya." ucap Javeed berbalik menuju mobilnya.
Javeed menyetir sendirian ke bandara menjemput peri kecil nya yang bisa menjadi obat di saat dia merasa kacau.

"abaaaang."

gadis manis yang teriak dan berlari saat melihat abangnya berdiri menunggu di depan pintu keluar di ikuti seorang pengawal di belakangnya.

"kak Chai mana?" Asya celingukan mencari seseorang yang juga di rindukannya.
Javeed merentangkan tangan memeluk gadis kecil yang dia rindukan meskipun hanya berpisah satu mingguan.

"Asya lelah?" Javeed mengalihkan pembicaraan.

"kak Chai mana abang?"
"Asya kangen."

"di rumah." singkat Javeed dengan senyum yang di paksakan.

"ayo pulang."
"Asya pingin peluk kak Chai juga."
"Asya kangen."

Javeed melangkahkan kakinya menuju mobil dengan Asya yang berada di gendongannya dan di ikuti pengawal yang membawa koper nona kecilnya.

•••

Sesampainya di rumah Asya bergegas turun dari mobil berlari ke dalam mansion untuk menemui kakak yang sedari tadi dia tanyakan.

"kak Chaaaai."
"Asya pulaaang." teriaknya dengan riang.

Asya berlari kesana kemari namun tidak ada tanda-tanda kak Chai nya muncul. Mengetuk pintu kamar Javeed dan dari arah belakang Javeed membuka nya.

Asya masuk namun kosong, tidak ada siapapun di dalam kamar.

"abang kak Chai dimana?" tanya Asya membalikkan badan ke arah pintu.

"abang."
Asya berjalan pelan menuju Javeed menarik ujung bajunya.

"kak Chai mana?" Javeed tetap diam.
"bang." mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

Javeed berjongkok mensejajarkan badannya agar adiknya tidak mendongak.

"Asya jangan cari kak Chai lagi ya." Javeed mengusap lembut surai adiknya.
"kan ada abang, ada bang Len, ada kak Pier."

"kenapa?" bibirnya mulai turun kebawah.

"kak Chai pergi."
Airmata Asya mulai luruh menangis mendengar ucapan abangnya.

"apa karna Asya nakal?"
"jadi kak Chai tidak mau disini lagi?"
Javeed menggeleng memeluk adiknya yang menangis.

"Asya mau kak Chai."

"iyaa nanti kita cari kak Chai ya." ucap Javeed menenangkan.

"Asya maunya sekarang." tangisnya semakin menjadi.

UNDERCOVER | JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang